Jogja
Senin, 26 Januari 2015 - 00:20 WIB

MITIGASI BENCANA : Kulonprogo Siaga Darurat Longsor

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga bekerja bakti membersihkan materian longsor di Dusun Pace, Desa Hargomulyo, Kecamatan Gedangsari, Minggu (28/12/2014). (JIBI/Harian Jogja/Dok. BPBD Gunungkidul)

Mitigasi bencana, seluruh kabupaten diimbau menaikkan status menjadi siaga bencana. Khusus Kulonprogo menjadi siaga darurat longsor.

Harianjogja.com, KULONPROGO-Beberapa waktu lalu BPBD DIY telah mengimbau seluruh kabupaten menaikkan status wilayah rawan bencana menjadi siaga bencana. Terkait hal itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kulonprogo Untung Waluyo mengungkapkan, penentuan status itu cukup tepat. Namun, untuk wilayah Kulonprogo ditetapkan menjadi siaga darurat longsor.

Advertisement

“Penetapan status itu berdasarkan informasi dari BMKG yang memperkirakan punck curah hujan tahun ini agak mundur. Diprediksi akan berlangsung akhir Januari sampai pertengahan Februari,” ungkap Untung, Jumat (23/1/2015).

Lebih lanjut Untung menjelaskan, telah mengkordinasikan hal itu kepada seluruh kecamatan dan SKPD terkait. Apalagi potensi bencana di kabupaten ini tak hanya longsor tetapi juga banjir yang umumnya terjadi wilayah bantaran sungai. Selain itu, pemerintah Kulonprogo akan membuat surat keputusan bupati terkait siaga darurat banjir dan longsor.

“Untuk longsor ada di empat kecamatan yang berada di wilayah Pegunungan Menoreh. Sedangkan untuk banjir, kesiagaan diutamakan di kawasan bantaran sungai, yakni Sungai Progo, Sungai Serang dan Sungai Bogowonto,” jelas Untung.

Advertisement

Terpisah, Camat Samigaluh Wahyu Pujianto mengungkapkan, kesiagaan longsor terus ditingkatkan. Dia mengatakan, apalagi curah hujan masih tinggi dan potensi longsor masih cukup besar. Bahkan, selama musim penghujan ini sudah ada 27 lokasi longsor yang terjadi di kecamatan ini.

Wahyu menambahkan, saat ini pihaknya telah membentuk tim operasional penanggulangan bencana dari berbagai unsur. Diantaranya, dari Tagana, Koramil, Polsek termasuk masyarakat di tujuh desa yang termasuk sangat rawan longsor.

“Sebelumnya, unsur-unsur masyarakat ini terbagi menjadi tim penanggulangan bencana yang berdiri sendiri-sendiri. Maka, kali ini kami kumpulkan jadi satu, sehingga kordinasi terkait kejadian longsor akan terjalin komunikasi yang lebih baik lagi,” papar Wahyu.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif