Jatim
Senin, 26 Januari 2015 - 16:05 WIB

KEHIDUPAN SARTONO : Saking Melaratnya, Pencipta Himne Guru Ini Sampai Tak Punya Alat Musik

Redaksi Solopos.com  /  Aries Susanto  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pencipta lagu Himne Guru, Sartono, 78. (JIBI/Solopos/Aries Susanti)

Kehidupan Sartono, sang pencipta lagu wajib Himne Guru itu sangat bertolak belakang dengan nasib guru saat ini yang kian sejahtera karena berbagai tunjangan.

Madiunpos.com, KOTA MADIUN – Semua tahu bahwa Himne Guru menjadi lagu wajib Nasional sejak 1980. Namun tahukah, sang pencipta lagu legendaris itu, Sartono, kehidupannya benar-benar jauh dari nasib para guru yang ia sebut pahlawan tanpa tanda jasa itu.Saking melaratnya, pencipta dan pengarang lagu itu bahkan tak mampu membeli alat musik.

Advertisement

Istri Sartono, Ignatia Damijati, mengungkapkan selama ini suaminya hanya mengandalkan insting dan telinganya ketika mengarang lagu. Tahun 1980, ketika ia menciptakan lagu Himne Guru, Sartono pun dengan tekun menggunakan bibirnya untuk bersiul-siul.

“Bapak rengeng-rengeng sambil bersiul. Lalu, ia tulis not-notnya di kertas. Seperti itu yang bapak lakukan,” paparnya saat berbincang dengan Madiunpos.com, Senin (26/1/2015).

Kebiasaan suaminya itu terus berjalan sampai bertahun-tahun lamanya. Bakat musik dan mengarang Sartono terasah dari pekerjaanya sebagai pemain musik serabutan bersama rekan-rekannya. Selama bertahun-tahun menjadi pemain musik itu, tak ada yang berubah dari nasib Sartono. Ia tetap melarat. Ia bahkan tak mampu membeli alat musik yang menjadi kehidupannya itu.

Advertisement

“Baru-baru ini saja Bapak menerima kado organ dari salah satu institusi. Tapi, bapak kan sudah pikun dan tak bisa lagi bermain musik sekarang. Jadi, ya organnya enggak kepakai,” ujar Damijati.

Sartono pikun sejak empat tahun lalu. Di dalam rumahnya di ujung Jl Halmahera Kartoharjo, Kota Madiun, tak ada aktivitas yang ia lakukan, selain duduk, makan, dan bicara sendiri tanpa makna yang jelas.

Beruntung, istri setianya memiliki sumber penghasilan sebagai pelatih kesenian ketoprak dan penyewa kostum pementasan. Selain itu, Sartono kini mulai banyak mendapatkan perhatian dari pemerintah dan swasta setelah 30 tahun jasa-jasanya menciptakan Himne Guru tak pernah diperhatikan pemerintah.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif