SOLOPOS.COM - Kasiyem, adalah seorang pendiri usaha sambal pecel Madiun merk "Jeruk Purut" yang melegenda itu. Kasiyem hanya tamat sekolah kelas III SD. (JIBI/Solopos/Repro Aries Susanto)
Kisah inspiratif orang-orang sukses seperti Bob Sadino juga ditemukan di Kota Madiun. Inilah orangnya.
Madiunpos.com, KOTA MADIUN –Bob Sadino, pengusaha ternama Indonesia memiliki banyak pengagum karena “ajaran-ajaran” nylenehnya tentang semangat berwirausaha.
Di Kota Madiun, ada seseorang perempuan yang dianggap mewarisi “ajaran” Bob Sadino itu. Dialah Kasiyem, seorang pengusaha sambal pecel ternama di Kota Madiun.
Perempuan ini tak memiliki riwayat pendidikan yang layak, karena SD saja ia tak tamat. Kemiskinan orangtuanya, telah membuatnya putus sekolah ketika masih menginjak kelas III SD.
Perempuan ini tak memiliki riwayat pendidikan yang layak, karena SD saja ia tak tamat. Kemiskinan orangtuanya, telah membuatnya putus sekolah ketika masih menginjak kelas III SD.
Meski dicap “orang goblok”[terminologi Bob Sadino], namun Kasiyem membuktikan diri sebagai seorang wirausaha sukses. Ia berhasil mendirikan sebuah usaha sambal pecel Jeruk Purut yang cukup tersohor di seantero Madiun, Solo, Jogja, Jakarta, Bandung dan sejumlah daerah lainnya di Nusantara.
Bahkan, produk sambal pecelnya itu sampai diekspor ke mancanegara. Usahanya pun kini berkembang pesat. Ia mempekerjakan puluhan karyawan.
Inilah “ajaran-ajaran” Bob Sadino yang dianggap sebagian orang nyleneh namun terbukti keampuhannya.
Orang pintar biasanya paling banyak harapannya. Bahkan maunya berhasil dalam waktu singkat. Padahal kita tahu semua itu Impossible! 0rang goblok harapannya hanya satu ; hari ini bisa makan!
Orang pintar biasanya banyak ide, bahkan terlalu banyak sehingga tidak satupun yang menjadi kenyataan. Sementara orang “goblok” mungkin hanya punya satu ide, dan satu ide itulah yang menjadi pilihan usahanya.
Orang “goblok” biasanya lebih berani dibanding orang “pintar”. Kenapa? Karena orang “goblok” sering tidak berpikir panjang atau banyak pertimbangan. Dia nothing to lose. Sebaliknya orang “pintar” terlalu banyak pertimbangan sehingga tidak melangkah-langkah.
Sekolah terbaik adalah sekolah kehidupan, sekolah jalanan, sekolah yang memberikan kebebasan kepada muridnya untuk mengeksplorasi dengan leluasa seluruh potensinya yang ada padanya.
Orang bodoh sulit mendapat pekerjaan sehingga dia terpaksa buka usaha sendiri. Dalam perjalanan bisnisnya agar semakin sukses dia harus merekrut orang pintar. Alhasil orang bodoh tadi jadi bos nya orang pintar.
Orang pintar belajar keras untuk mendapatkan ijazah dan secepat mungkin melamar pekerjaan. Orang bodoh berjuang keras secepatnya mendapatkan uang, agar bisa membayar pelamar kerja.
Itulah cuplikan “ajaran” Bob Sadino yang dianggap relevan dengan kehidupan Kasiyem. Tiga tahun lalu, Kasiyem telah pulang menghadap Sang Pencipta. Namun, namanya tetap dikenang sebagai sosok inspiratif karena mampu menggerakkan perekonomian di sekitarnya meski hanya tamatan kelas III SD.