Mitigasi bencana berupa pemetaan rawan longsor di Kulonprogo yang tersedia baru berdasarkan sejarah. Belum merambah pada kajian ilmiah secara detil.
Harianjogja.com, KULONPROGO – Sebagai daerah yang memiliki potensi bencana tanah longsor, Kulonprogo membutuhkan pemetaan baru potensi longsor. Pemetaan tersebut diperlukan untuk melihat seberapa besar potensi longsor dan tingkat kerawanan suatu wilayah.
Hal itu disampaikan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kulonprogo Untung Waluyo saat ditemui Harianjogja.com, Jumat (23/1/2015) di ruang kerjanya. Dia mengatakan, selama ini pemetaan baru berdasarkan sejarah kejadian longsor.
“Sementara saat ini belum ada pengecekkan secara mendetil oleh tim atau pakar khusus geologi. Karena untuk survei semacam ini diperlukan biaya yang besar. Padahal, pemetaan ini sangat diperlukan untuk dilakukan,” ujar Untung.
Untung menambahkan pemetaan baru yang lebih menyuluruh sangat dibutuhkan untuk mengetahui secara dini potensi longsor yang lain. Selain itu, melalui pemetaan tersebut penanggulangan bencana yang terjadi dapat dilakukan lebih cepat, sehingga dapat meminimalisir dampak yang akan ditimbulkan.
“Kami sudah mengobrol dengan ahli geologi dari UGM, karena alat untuk survei itu pun juga baru dimiliki institusi tersebut,” jelas Untung.