Jogja
Minggu, 25 Januari 2015 - 17:21 WIB

LONGSOR SLEMAN : Ini Desain Rumah yang Disarankan

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi tanah longsor (JIBI/Solopos/Antara)

Longsor Sleman, BPBD memberikan masukan desain rumah yang lebih aman diterapkan di daerah rawan bencana.

Harianjogja.com, SLEMAN-Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman mengungkapkan perkiraan puncak musim hujan masih akan terjadi hingga awal Februari nanti. Masyarakat di perbukitan Prambanan diminta selalu waspada karena kondisi tanah di wilayahnya mudah longsor.

Advertisement

Salah satu antisipasi longsor adalah dengan mengintensifkan sosialisasi informasi dan pemahaman seputar bencana tersebut.

“Kami kenalkan apa saja tanda-tanda tebing yang mau longsor dan upaya yang harus dilakukan masyarakat bila mendapati gejala tanah longsor. Kemarin (21/1/215) sosialisasi di Wukirharjo, minggu depan lanjut di Gayamharjo,” kata Kepala Bidang Kesiapsiagaan Bencana BPBD Sleman, Heru Saptono, ditemui di ruang kerjanya, Jumat (23/1/2015).

Menurut Heru, ada beberapa pemahaman masyarakat yang masih salah kaprah terkait longsor. Misalnya, soal pendirian rumah yang terlalu dekat dengan tebing dan penentuan posisi ruang tidurnya. Sebaiknya, ruang tidur tidak berada di dekat tebing karena akan lebih beresiko jika terjadi longsor. Bagi yang rumahnya mepet tebing, ruang dapur atau garasi lebih disarankan ada di bagian belakang rumah dari pada ruang tidur.

Advertisement

Masyarakat juga perlu waspada jika melihat adanya rembesan air di sekitar tebing.

“Kemarin itu ada rembesan tapi malah digali warga buat sumur. Padahal itu sebetulnya juga tanda kalau tanahnya sudah jenuh dengan kandungan air sehingga rawan longsor tipe landslide,” ungkap Heru.

Heru menambahkan, warga Dusun Losari 1 dan Losari 2 di Wukirharjo, Prambanan telah menyampaikan keinginannya membuat talud.

Advertisement

“Warga menyediakan sendiri batunya, sedangkan kami akan bantu dengan semen. Kemarin Bu Yuni [Wakil Bupati Sleman] juga sudah menyerahkan bantuan alat gotong royong,” ujarnya.

Dihubungi terpisah, Kepala Desa Wukirharjo, Samijan membenarkan rencana kerja bakti warga untuk membuat talud. “Katanya BPBD akan membantu semennya, sedangkan kami menyediakan batu dan tenaganya. Diharapkan langkah ini dapat mengurangi resiko longsor,” katanya.

Ketua Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB) Bandung Bondowoso, Parwoto juga mengaku telah berkoordinasi dengan sesama relawan dan masyarakat sekitar Prambanan agar meningkatkan kewaspadaan. “Jika hujan turun lebih dari dua jam, kami sarankan agar melakukan ronda. Warga yang tinggal di dekat tebing juga lebih baik tingggal di rumah tetangga dulu saja,” ungkap pria yang akrab disapa Brewok tersebut.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif