News
Sabtu, 24 Januari 2015 - 09:45 WIB

SOLOPOS HARI INI : Soloraya Hari Ini: Launching BST hingga Musibah Angin Kencang Klaten

Redaksi Solopos.com  /  Jafar Sodiq Assegaf  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Halaman Soloraya Harian Umum Solopos edisi Sabtu, 24 Januari 2015

Solopos hari ini memberitakan musibah angin kencang di Klaten hingga launching BST.

Solopos.com, SOLO – Musibah angin kencang di Dukuh Mipitan, Desa Somokaton, Karangnongko, Klaten dan launching Batik Solo Trans (BST) jadi berita utama halaman Soloraya Harian Umum Solopos hari ini, Sabtu (24/1/2015).
Kabar lain, Warga Desa Tegalrejo, Kecamatan Sawit, memblokade akses Jembatan Jetak dengan portal yang dibangun dengan beton. Akibatnya jembatan yang baru rampung dibangun sekitar dua bulan lalu itu tidak bisa dilewati kendaraan besar seperti truk.

Advertisement

Simak rangkuman berita utama halaman Soloraya Harian Umum Solopos edisi Sabtu, 24 Januari 2015, berikut;

ANGIN KENCANG: Pohon Timpa Teras Rumah, Seorang Nenek Tewas

Hujan deras disertai angin kencang menyebabkan sebuah pohon kelapa tumbang dan menimpa teras rumah warga di Dukuh Mipitan, Desa Somokaton, Karangnongko, Jumat (23/1). Dari kejadian itu, salah satu penghuni rumah bernama Saminah,60, tewas.

Advertisement

Berdasarkan informasi yang dihimpun Espos, hujan deras disertai angin kencang menerjang wilayah tersebut pada Jumat siang. Saat kejadian, Saminah bersama cucunya, M. Najib, 3, berada di teras rumah.

Sekitar pukul 13.00 WIB, pohon yang berada di sisi barat rumah Saminah ambruk, menimpa teras rumah. Peristiwa tersebut membuat Saminah tersungkur lantaran tertimpa bangunan teras rumah yang ambruk setelah tertimpa pohon.

(Baca Juga: Pohon Ambruk Timpa Teras Rumah, Nenek-Nenek Tewas)

Advertisement

LAUNCHING BST: Tambah 5 Unit, Waktu Tunggu Cuma 5 Menit

”Saiki aku wis gedhe, sekolah mangkat dhewe. Ora usah dieterake, bareng karo kancane.” Tembang dolanan ini mengalun meriah dari armada Batik Solo Trans (BST) yang berhenti di halte Stasiun Balapan, Jumat (23/1).

Mengenakan batik berwarna cokelat, Wali Kota Solo, F.X. Hadi Rudyatmo, membimbing puluhan siswa SDN Kestalan bernyanyi bersama. Pagi itu, anak-anak berkesempatan menjajal lima unit BST baru yang mengarungi Koridor II.

Rudy memang mendambakan BST dicintai anak muda. Sejak dioperasikan akhir 2013 lalu, Koridor II BST baru menggaet kurang dari 30% penumpang pelajar dan mahasiswa. Koridor yang menghubungkan Palur-Kartasura melalui Jl. Dr Moewardi ini masih didominasi pekerja.

“Saya lihat masih banyak anak SMP yang berseliweran naik kendaraan bermotor. Ini perlu jadi perhatian,” ujar Rudy.

Sejumlah inovasi pun dikulik untuk memasyaratkan bus berwarna biru ini pada anak muda. Selain penambahan armada, Wali Kota membidik diskon tarif bagi pelajar.

Lelaki berkumis ini menilai tarif Rp2.000 masih bisa ditekan jika pengelola BST memberdayakan sponsorship. “Silakan cari iklan dari pihak ketiga, nanti produk di-branding di badan bus. Enggak masalah, yang penting BST bisa jadi transportasi yang nyaman dan murah.”

Sekilas, lima unit BST gres senilai Rp3 miliar ini sama seperti pendahulunya. Namun, jika menghitung jumlah kursi, bus keluaran Hino ini sedikit lebih unggul.

INFRASTRUKTUR BOYOLALI: Halangi Truk Masuk, Warga Blokade Jembatan Jetak

Warga Desa Tegalrejo, Kecamatan Sawit, memblokade akses Jembatan Jetak dengan portal yang dibangun dengan beton. Akibatnya jembatan yang baru rampung dibangun sekitar dua bulan lalu itu tidak bisa dilewati kendaraan besar seperti truk.

Menurut salah seorang warga Jetak, Darsono, 53, aksi blockade tersebut terpaksa dilakukan karena warga khawatir jembatan yang baru diperbaiki itu rusak karena kerap dilewati truk pasir.

“Dari dulu truk pasir ini sering lewat sini. Ini jembatan sudah diperbaiki [truk] malah tambah sering lewat sini, kami khawatir nanti jalannya malah tambah rusak,” kata dia saat ditemui Espos di lokasi, Jumat (23/1).

Menurut dia, pembangunan portal dilakukan sekitar satu pekan lalu. “Membangun portalnya ini sama Pak Kades [kepala desa], sama warga juga, sebelumnya sudah ada rapat dulu,” kata dia. Namun, keterangan berbeda muncul dari warga lain. Salah seorang warga mengatakan pemasangan portal itu atas inisiatif Kepala Desa setempat.

Menurut dia, banyak warga yang kurang sepakat karena dianggap mengganggu pengendara terutama pengendara mobil.

“Percuma jembatan sudah dilebarkan malah dipasangi portal, orang kan jadi terganggu. Sebenarnya banyak warga yang tidak sepakat, tetapi mereka tidak berani protes, termasuk saya,” kata warga Dukuh Jetak yang tak mau identitasnya diungkap.

(Baca Juga: Cegah Truk Melintas, Jembatan Jetak Diblokade dengan Portal Beton)

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif