Soloraya
Jumat, 23 Januari 2015 - 04:30 WIB

KAMPUNG BATIK LAWEYAN : FPKBL Rancang Kawasan Night Market Laweyan

Redaksi Solopos.com  /  Evi Handayani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kampung Batik Laweyan (Evi Handayani/JIBI/Solopos)

Kampung Batik Laweyan diwacanakan akan dikembangkan untuk menjadi kawasan batik bersejarah.

Solopos.com, SOLO – Kampung Batik Laweyan adalah kawasan perkampungan batik yang memiliki konsep wisata kreatif dan berteknologi informasi (IT). Letak perkampungan batik ini berada di Jl. dr. Rajiman, Solo. Saat ini, Kampung Batik Laweyan direncanakan menjadi pusat batik Solo bertema Heritage Laweyan Batik.

Advertisement

Ditemui Solopos.com, di teras showroom Batik Mahkota, Ketua Forum Pengembangan Kampung Batik Laweyan (FPKBL), Alpha Febela Priyatmono, Sabtu (13/12/2014), menuturkan harapannya mewujudkan Heritage Laweyan Batik, yaitu kawasan sejarah batik di Laweyan. Terkait dengan itu, konsep kawasan wisata kreatif, sangat sesuai untuk menunjang gagasan Heritage Laweyan Batik. Disebut konsep wisata kreatif, karena Kampung Batik Laweyan menjadi salah satu objek wisata di Solo.

Alpha menjelaskan, di Kampung Batik Laweyan, wisatawan dapat mengikuti workshop pembuatan batik. Workshop tersebut memberi ruang bagi pengunjung untuk dapat praktik secara langsung membuat kain batik. Dijelaskan juga oleh Alpha, saat ini paket workshop untuk wisatawan lokal adalah Rp30 ribu per orang, sedangkan wisatawan luar negeri dibanderol dengan harga Rp50 ribu per orang. Harga tersebut dapat berubah sesuai perkembangan waktu.

Advertisement

Alpha menjelaskan, di Kampung Batik Laweyan, wisatawan dapat mengikuti workshop pembuatan batik. Workshop tersebut memberi ruang bagi pengunjung untuk dapat praktik secara langsung membuat kain batik. Dijelaskan juga oleh Alpha, saat ini paket workshop untuk wisatawan lokal adalah Rp30 ribu per orang, sedangkan wisatawan luar negeri dibanderol dengan harga Rp50 ribu per orang. Harga tersebut dapat berubah sesuai perkembangan waktu.

Selain berkonsep wisata kreatif, Alpha juga mendasarkan konsep information technology (IT) atau teknologi informasi untuk pengelolaan Kampung Batik Laweyan. Dengan berbasis IT, Alpha berharap para perajin di Kampung Batik Laweyan dapat memperluas jaringan dengan mengikuti perkembangan teknologi.

Pembangunan jaringan yang luas akan memudahkan orang lain untuk mengenal Kampung Batik Laweyan melalui berbagai media sosial saat ini. Tidak hanya itu, Alpha berpendapat, kemajuan teknologi juga dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk menunjang proses produksi batik secara efektif dan efisien dengan tetap memerhatikan nilai kelestarian lingkungan alam.

Advertisement

Tulisan Sejarah Laweyan
Salah satu cara mewujudkan harapan dalam mengusung tema Heritage Laweyan Batik tersebut, dilakukan dengan perencanaan membuat tulisan di sepanjang dinding kawasan Kampung Batik Laweya. Tulisan tersebut berisi sejarah Laweyan, sejak awal sampai saat ini. Alpha menambahkan, saat ini ia sedang mengusahakan sebuah inovasi bahan alas menulis yang tidak merusak dinding. Dengan pembuatan tulisan tersebut, Alpha berharap para wisatawan dapat menikmati sejarah Laweyan secara utuh, saat menulusuri jalan di Kampung Batik Laweyan.

Laweyan Batik Park
Sehubungan dengan upaya menghidupkan batik warna alam yang ramah lingkungan, Alpha menjelaskan, ke depan akan dikembangkan Laweyan Batik Park, yaitu kawasan workshop mengenai jenis tanaman yang dapat digunakan sebagai pewarna alami. Termasuk pengembangan tanaman perdu sebagai tanaman alternatif yang potensial.

Dalam pengembangan Laweyan Batik Park ini, Alpha berharap dapat menjalin kerja sama untuk melibatkan beberapa daerah lain, yaitu Sondakan, Bumi, Pajang, Purwosari, dan Banaran, Sukoharjo, dalam satu konteks kawasan Laweyan Batik Park. Realisasi ke arah ini sampai sekarang diwujudkan dengan berdirinya gapura Laweyan di Jl. Purwosari sebagai pintu masuk kawasan Laweyan Batik Park di masa mendatang.

Advertisement

Alpha menambahkan, jika hal itu terwujud, maka tidak menutup kemungkinan para wisatawan akan mengenal Laweyan secara lebih luas. Tidak hanya Kampung Batik Laweyan. Rencana tersebut juga akan membuka peluang kerja sama dengan Biro Perjalanan di Solo, untuk mengarahkan rute perjalanan wisata mengelilingi industri batik di Sondakan, Bumi, Pajang, Purwosari, dan Banaran, Sukoharjo, serta Kampung Batik Laweyan sendiri.

Selain itu, dalam proses penyatuan kawasan Laweyan tersebut, tidak menutup kemungkinan akan digelarnya night market atau pasar malam. Rencananya, apabila night market ini terwujud, pasar tersebut akan dibuka sepekan sekali di sepanjang jalan masuk kawasan Laweyan Batik Park.

Ecobatik Dunia
Terkait dengan harapan mewujudkan kawasan Heritage Laweyan Batik, FPKBL berharap dapat mengajak daerah-daerah di Soloraya untuk turut berperan aktif dalam kegiatan peduli lingkungan. Bentuk kepedulian lingkungan tersebut, dapat melalui penggunaan bahan pewarna alami dalam proses pembuatan batik.

Advertisement

Upaya kepedulian lingkungan tersebut, menurut Alpha dapat mengantarkan Solo menjadi Kota Ecobatik Dunia, yaitu kota yang peduli dengan kelestarian lingkungan alam. Ikon Ecobatik Dunia ini dapat diraih, apabila para perajin batik, khususnya perajin batik di Solo, meningkatkan semangat untuk menggunakan bahan pewarna alami sebagai wujud peduli lingkungan.

”Karena sesuatu yang ramah lingkungan akan berumur panjang dan menjadi tren ke depan, “ujar Alpha.

Apabila ikon Ecobatik Dunia dapat diraih, diharapkan Solo akan menarik perhatian dunia karena menjadi kota yang melestarikan unsur budaya batik, dengan pewarna alami dan tetap menjaga kelestarian alam.

Alpha menyadari, semua konsep dan rencana tersebut, tentu memerlukan dukungan dan totalitas dari berbagai pihak, baik perajin batik di Laweyan secara khusus atau perajin batik di Solo pada umumnya. Perhatian Pemkot Solo juga memiliki peranan sangat besar dalam proses mewujudkan satu per satu harapan yang menitikberatkan pada keseimbangan lingkungan hidup tersebut.

Sejauh ini, Alpha optimis karena melihat ketersediaan lahan yang luas dan masih sangat potensial. Dukungan para akademisi pun memberikan energi positif untuk terus berkembang melalui inovasi teknologi yang dilakukan. Tidak menutup kemungkinan, jika tetap menjaga semangat untuk mewujudkan batik ramah lingkungan, lambat laun kain ramah lingkungan pun dapat diproduksi oleh produsen kain di Solo.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif