Kabinet Jokowi-JK memperoleh sorotan tajam dari media AS, The New York Times. Jokowi disebut-sebut kehilangan popularitasnya lantaran tersandera kepentingan PDIP.
Solopos.com, SOLO – Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali disorot media asing. Kali ini, The New York Times menyoroti popularitas Jokowi yang mulai meredup lantaran tersandera kepentingan partai politik.
Artikel The New York Times ini sempat dikutip Today Online, Sabtu (17/1/2015). Artikel ini ditulis Kolumnis Joe Cochrane berjudul For Indonesians, President’s Political Outsider Status Loses Its Luster.
Dalam artikel itu dipaparkan Jokowi telah membuat banyak blunder sehingga citranya mulai merosot.
Dalam artikel itu dipaparkan Jokowi telah membuat banyak blunder sehingga citranya mulai merosot.
Kiprah kepemimpinan Jokowi dinilai tidak independent dan mudah terpengaruh kepentingan elit politik pendukungnya. Dalam hal ini, Megawati Soekarnoputri dan PDIP jadi pihak yang paling banyak mempengaruhi keputusan politik Jokowi.
Jokowi digambarkan sebagai political outside yang merupakan sebutan bagi seseorang yang memegang jabatan penting yang mampu mengguncang sistem yang sudah ada, mengubah hal yang tak bisa diubah serta memberi angin segar dan membawa harapan bagi konstituennya.
The New York Times menyindir, satu-satunya yang bisa ditebak dalam dunia politik di Indonesia adalah ketidakpastian itu sendiri.
The New York Times menyebut, kekhawatiran persoalan politik dalam pemerintahan Jokowi justru terletak pada koalisinya sendiri. Hal ini dikaitkan dengan penunjukan Komjen Budi Gunawan (BG) sebagai calon tunggal Kapolri pada 9 Januari lalu yang menjadi kontroversi
Penunjukkan BG ini dinilai tidak tepat oleh banyak pihak, bahkan pendukung Jokowi sendiri, terlebih setelah BG ditetapkan sebagai tersangka korupsi oleh KPK.
Peran Megawati Soekarnoputri juga disorot dalam penunjukkan BG. Hal ini yang disebut sebagai intervensi politik yang merugikan Jokowi sendiri.
Blunder lain dari Jokowi adalah ketika separuh kabinetnya ternyata diisi oleh orang-orang terdekat Megawati Soekarno Putri dan PDIP.
Hal ini, menurut The New York Times, bertentangan dengan pernyataan Jokowi saat kampanye bahwa dirinya akan membentuk susunan kabinet profesional. Artikel itu secara khusus menyoroti penunjukan Puan Maharani yang merupakan putri Megawati sebagai Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia.
Penunjukkan HM Prasetyo sebagai Jaksa Agung juga menjadi blunder selanjutnya dari Jokowi. Sebabnya, Prasetyo yang mantan jaksa ini telah bergabung menjadi kader Partai Nasdem yang juga masuk koalisi Jokowi.