Jogja
Jumat, 23 Januari 2015 - 12:20 WIB

BANDARA KULONPROGO : Wartawan RRI Laporkan Pelemparan Batu ke Polres Kulonprogo

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga Dusun Kragon II, Desa Palihan, Kecamatan Temon melakukan aksi blokade jalan, Kamis (16/1/2014). Blokade jalan sekaligus sebagai reaksi warga setelah adanya pemasangan patok penentuan titik koordinat bandara. (JIBI/Harian Jogja/Arif Wahyudi)

Bandara Kulonprogo, wartawan RRI yang terkena lemparan batu pada Rabu (21/1/2015) akhirnya melaporkan kejadian tersebut. 

Harianjogja.com, KULONPROGO-Wartawan RRI Jogja, Harun Susanto, didampingi empat orang pimpinan bidang pemberitaan RRI Jogja akhirnya melaporkan kejadian pelemparan batu yang terjadi saat pemasangan patok di koordinat lahan bandara ke Polres Kulonprogo, Kamis (22/1/2015).

Advertisement

Kedatangan Staf Dokumentasi RRI Jogja Bambang Sulaksono, Kasi Liputan Berita dan Dokumentasi Atang Basuki, Kasi Olahraga RRI Jogja Ernal Rosa, dan Kabid Pemberitaan RRI Jogja Bambang Dwiyana ke Kulonprogo untuk bersikap terhadap aksi yang dilakukan oleh kerumunan massa Wahana Tri Tunggal (WTT) sehari sebelumnya dan mengakibatkan Harun mengalami luka pada bahu kanan dan lecet di bagian pipi bawah.

Menurut Bambang Dwiyana pelaporan dilakukan karena salah satu reporternya mengalami luka akibat insiden tersebut. Dijelaskannya, kerja wartawan adalah memberitakan fakta dan menjembatani informasi sehingga bisa diketahui khalayak luas, akan tetapi peristiwa ini membuat pekerjaan menjadi tidak nyaman, terlebih menimbulkan luka.

“Peristiwa ini dapat menjadi pembelajaran bagi semua orang dan kami berharap kejadian ini tidak pernah terulang,” tuturnya kepada wartawan.

Advertisement

Ia meminta aparat kepolisian dapat menindaklanjuti peristiwa ini dan akhir dari kasus ini tergantung dari perkembangan selanjutnya. Bambang berharap pelaku berani mengakui kesalahannya secara jantan dan meminta maaf. Dinilainya, unjuk rasa atau aksi protes tidak masalah dilakukan oleh siapa saja selama mengedapkan etika
dan nilai kesopanan.

Seperti yang diberitakan sebelumnya, pematokan koordinat lahan calon bandara di Desa Glagah berakhir ricuh, Rabu (21/1/2015). Ratusan warga Wahana Tri Tunggal (WTT) menghadang dan mendesak mundur tim pengadaan lahan bandara yang mencoba memasang patok di Pedukuhan Sidorejo. Insiden tersebut juga mengakibatkan salah satu wartawan dan anggota kepolisian terkena lemparan batu dari kerumunan massa.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif