News
Kamis, 22 Januari 2015 - 23:30 WIB

HUKUMAN MATI : Cerita Cap 10 Jari Asien Jelang Dieksekusi Mati

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Tran Thi Bich Hanh (Dok/ Solopos)

Hukuman mati Tran Thi Bich Hanh alias Asien diiringi kisah dramatis. Asien sempat menangis dan tertawa tak lama sebelum peluru eksekutor mengakhiri hidupnya.

Solopos.com, SEMARANG — Persyaratan administrasi perlu dipenuhi sebelum akhirnya terpidana mati kasus narkoba asal Vietnam, Tran Thi Binch Hanh, menerima eksekusi mati terhadap dirinya.

Advertisement

“Dia siap menerima hukuman itu karena sudah cap 10 jari,” kata salah satu pendamping rohani, Bekti Maharani, Rabu (21/1/2015).

Anggota Persekutuan Doa Filadelphia itu menyatakan pendampingan rohani dilakukan hingga waktu akhir sebelum ibu tiga anak itu diisolasi, pada Jumat (16/1/2015) malam. Pada hari terakhir pendampingan itu, Maharani menemani Tran Thi selama 1,5 jam.

Hari yang sama, perwakilan Kedutaan Besar (Kedubes) Vietnam untuk Indonesia juga dipertemukan dengan Tran Thi Bich Hanh. “Hari yang sama kami datang, ada yang datang juga dari Kedutaan Vietnam. Bagian mereka untuk kontak [keluarga], bagianku saat itu mendampingi dia,” ujarnya.

Advertisement

Menurut Maharani, Tran Thi Bich Hanh sebelumnya telah mengirimkan surat pemberitahuan kepada kakaknya, juga menelepon ayahnya. “Tapi mereka tidak bisa satang ke sini.”

Hingga menjelang masa isolasi, Maharani setia menemani, bahkan Tran Thi Bich Hanh secara khusus meminta izin petugas untuk ditemani Maharani ketika kondisi dinyatakan steril.

“Setelah aku keluar dan dinyatakan steril oleh petugas, Asien panggil aku lagi sendirian. Dia minta dampingi terakhir kalinya dan aku peluk dia di lima menit terakhir.” Setelah itu, ujarnya, kondisi benar-benar steril hingga Tran Thi Bich dibawa ke Boyolali untuk dieksekusi.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif