News
Selasa, 20 Januari 2015 - 21:45 WIB

HUKUMAN MATI : Inilah 5 Kalimat Unik Terakhir Terpidana Mati Dunia

Redaksi Solopos.com  /  Septina Arifiani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - James D French yang dieksekusi mati di kursi listrik (Oddee)

Hukuman mati dirasa menjadi hukuman yang pantas dijatuhkan bagi orang yang telah melanggar aturan berat.

Solopos.com, SOLO –  Belum lama ini Indonesia telah melakukan eksekusi mati kepada enam terpidana. Saat akan dieksekusi, setiap terpidana dapat mengungkapkan kalimat terakhir mereka. Namun tahukah Anda kalimat terakhir terpidana mati paling terkenal di Dunia?

Advertisement

Dikutip Solopos.com, Selasa (20/1/2015), dari Oddee, ada sejumlah kalimat terkenal dari para terpidana mati di dunia sebelum dieksekusi. Inilah lima kalimat terakhir terkenal tersebut:

Let’s Do It!
Di musim dingin 1976 nama Gary Gilmore, pembunuh asal Amerika Serikat mendadak terkenal. Selama dua hari dalam musim dingin itu Gary telah membunuh dua orang, yakni petugas pompa bensin dan manajer hotel. Atas tindakannya Gary dijatuhi hukuman mati dengan cara ditembak.

Advertisement

Let’s Do It!
Di musim dingin 1976 nama Gary Gilmore, pembunuh asal Amerika Serikat mendadak terkenal. Selama dua hari dalam musim dingin itu Gary telah membunuh dua orang, yakni petugas pompa bensin dan manajer hotel. Atas tindakannya Gary dijatuhi hukuman mati dengan cara ditembak.

Di hari eksekusinya, Gary duduk terikat pada sebuah kursi dan mengucapkan kata “Let’s Do It!” kepada para eksekutornya. Dalam bahasa Indonesia, kalimat itu berarti “cepat lakukan saja”. Setelah kematiannya, beberapa organ Gary didonasikan ke rumah sakit.

Karena dianggap ikonik, kalimat terakhir Gary itu kemudian menjadi inspirasi bagi Dan Wielden, eksekutif advertising perusahaan sepatu Nike. Wielden kemudian menjadikan kalimat Gary itu sebagai tagline dengan sedikit perubahan.

Advertisement

French dieksekusi mati dengan cara didudukkan di sebuah kursi listrik. Sebelum kursi listrik itu dinyalakan, ia bertanya pada petugas dan mengucapkan sebuah kalimat yang terkenal.

“How’s this for a headline? ‘French Fries,” ucap French sambil tersenyum.

Jika diterjemahkan, kalimat itu berbunyi “Apa yang tepat untuk headline? French Goreng [bisa juga diterjemahkan kentang goreng]”

Advertisement

Soldiers, Fire!
Salah satu kalimat terkenal dari terpidana mati datang dari Prancis. Salah satu anak buah Napoleon bernama Michael Ney yang dikenal sebagai orang terberani dari para pemberani.

Karena malu menanggung kekalahan dalam perang Waterloo, Ney memilih mengeksekusi dirinya sendiri pada 7 Desember 1815 di Luxemburg. Saat ditanya mengenai permintaan terakhirnya, Ney mengaku akan mengucapkannya pada saat-saat terakhirnya.

Saat dieksekusi, Ney menolak menggunakan penutup mata dan menginginkan untuk memerintah petugas yang akan menembaknya. Dari situlah muncul kalimat legendaris “Soldiers, Fire!” yang berarti perintah kepada pasukan agar menembak.

Advertisement

I’d Rather Be Fishing
Jimmy L Glass dieksekusi pada 12 Juni 1987. Atas perbuatannya, Jimmy ditangkap pihak berwajib dan dijebloskan ke penjara. Merasa tak betah, Jimmy bersama rekan satu selnya memutuskan untuk melarikan diri. Setelah tertangkap, Jimmy dijatuhi hukuman mati dengan cara disetrum dengan kursi listrik.

Saat ditanya mengenai permintaan terakhirnya, Jimmy mengaku ia lebih memilih memancing.“I’d rather be fishing,” ujar Jimmy.

Eksekusi yang dijalani Jimmy adalah eksekusi dengan kursi listrik terakhir di Amerika Serikat.

I Did not get Spaghettios
Spaghettios merupakan makanan ringan berupa kerupuk kesukaan Thomas Grasso. Ia dijatuhi hukuman mati karena mengikat wanita berusia 85 tahun dengan kabel di pohon natal. Wanita tua itu akhirnya tewas  karena tersengat listrik.

Sebelum dieksekusi, Thomas diperbolehkan meminta makanan apapun yang ia inginkan. Berbagai makanan seperti hamburger, kentang goreng, kepiting rebus, dan iga bakar diberikan petugas kepada Thomas.

Sebagai permintaan terakhir, Thomas meminta spaghettios. Karena sang petugas tak paham, Thomas hanya diberi sepiring mi spageti. Mengetahui hal tersebut Thomas langsung marah dan menyerang petugas.

Sebelum akhirnya ditembak mati, Thomas mengungkapkan kekesalannya dengan berteriak kepada petugas. Ia mengaku kecewa karena tidak mendapatkan makanan kesukaannya dan ia ingin wartawan memberitakan hal tersebut.

“I did not get my spaghettios, I got spaghetti. I want the press to know this,” teriak Thomas saat eksekusi hukuman mati yang dijalaninya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif