Jogja
Senin, 19 Januari 2015 - 23:20 WIB

Angkutan Umum Khawatir Penurunan Harga BBM Hanya Sementara

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Foto ilustrasi (Rima Sekarani/JIBI/Harian Jogja)

Angkutan umum di Kulonprogo belum menurunkan tarif meski harga BBM sudah turun. Mereka khawatir penurunan harga hanya sementara dan nanti akan naik lagi

Harianjogja.com, KULONPROGO– Penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) mengakibatkan tarif angkutan umum di Kulonprogo tidak seragam.

Advertisement

Pasalnya, sopir angkutan umum khawatir penurunan harga BBM hanya sementara. Terlebih, harga suku cadang kendaraan juga mahal. Namun, mereka tidak dapat menagih lebih jika penumpang membayar tarif angkutan umum lebih sedikit dari sebelumnya.

Dari pantauan di Terminal Wates, sebagian sopir masih memberlakukan tarif angkutan pasca kenaikan harga BBM baru-baru ini, yakni Rp3.000 untuk pelajar dan Rp4.000 untuk masyarakat umum.

Akan tetapi, ada pula sopir yang rela menerima tarif Rp2.000 untuk pelajar dan Rp3.000 untuk  masyarakat umum dengan alasan harga BBM sudah turun.

Advertisement

Harsono, salah satu sopir angkutan umum, mengaku, belum ada rencana menurunkan tarif angkutan. Bahkan ia sempat menerima keluhan dari penumpang yang mengatakan harga BBM sudah turun, namun tarif angkutan umum tetap.

“Kalau dulu harga solar Rp5.500 per liter, tarif pelajar Rp2.000, sekarang solar juga di atas Rp6.400 per liter jadi tarif untuk pelajar masih menunggu keputusan pusat saja,” terangnya, Senin (19/1/2015).

Mujiyo, sopir angkutan umum, mengungkapkan, belum menurunkan harga tarif angkutan umum karena masih menunggu ketentuan dari pemerintah pusat. “Apalagi harga suku cadang sekarang juga masih mahal,” jelasnya.

Advertisement

Akan tetapi, ia tidak memaksa penumpang untuk membayar sesuai dengan tarif lama, sehingga ongkos yang diterimanya pun bervariasi. “Ada yang bayar Rp3.000 dan ada juga yang Rp4.000,” sebut Mujiyo.

Seniyo, sopir angkutan umum yang lain, mengatakan, tidak memaksa penumpang untuk membayar dengan tarif lama. “Ada yang hanya kasih Rp3.000 ya saya terima,” tuturnya.

Kendati demikian, ia menginginkan kepastian tarif angkutan umum sehingga tidak terjadi perbedaan tarif antara angkutan umum satu dengan lainnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif