News
Sabtu, 17 Januari 2015 - 22:40 WIB

TRAGEDI AIRASIA : Temukan Mayat, Nelayan Tak Makan Ikan Laut

Redaksi Solopos.com  /  Abu Nadzib  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

 

Sebagian warga Kota Baru menghindari makan ikan laut. Sebagai gantinya mereka ramai-ramai membeli ikan air tawar sehingga harganya melonjak drastis.

Advertisement

Harianjogja.com, KOTABARU—Penemuan tiga mayat korban pesawat Airasia QZ8501 di perairan Pulau Maradapan, Kecamatan Pulau Sembilan, Kotabaru, Kalimantan Selatan beberapa hari lalu ternyata menyisakan dampak.

Sebagian masyarakat Kotabaru kini menghindari makan ikan laut karena khawatir ikan tersebut menggigiti mayat yang terapung. “Siapa tahu, ikan yang kami makan ternyata sebelumnya makan mayat korban pesawat Airasia,” kata seorang ibu rumah tangga di Kotabaru, Ummi Fitria seperti dikutip Antara, Sabtu (17/1/2015).

Untuk sementara ini, menurut Ummi, keluarganya cukup makan sayur-mayur, tahu, tempe dan ikan air tawar dulu. Hal yang sama juga dilakukan oleh sejumlah ibu rumah tangga di Hilir Kotabaru. Mereka enggan membeli ikan laut. Pasalnya, beredar isu di masyarakat bahwa mayat yang ditemukan nelayan Pulau Maradapan, Pulau Sembilan sudah tidak utuh lagi, bahkan sebagian organ tubuhnya hilang. “Untuk sementara ini, kami tidak tega makan ikan laut,” kata Siti Azahra, salah satu warga.

Advertisement

Sebaliknya, permintaan akan ikan air tawar beberapa hari ini melonjak drastis, terutama ikan nila, ikan patin, dan ikan lele serta ikan gabus. Siti Azahra mengaku harga ikan air tawar, seperti, ikan nila beberapa hari ini naik dari biasanya, dari Rp35.000-Rp37.500 per kg naik menjadi Rp40.000-Rp50.000 per kg.
Sementara itu, tiga mayat korban Airasia yang ditemukan Sudirman nelayan Pulau Maradapan, Kecamatan Pulau Sembilan, Kotabaru, pertama mayat perempuan sudah tidak memiliki lengan tangan kiri, dan tangan kanan putus, sudah sulit untuk dikenali.
Kedua, ditemukan mayat laki-laki mengapung dengan posisi telentang menghadap langit dengan kondisi wajahnya tinggal tengkorak, bola mata hilang, pergelangan tangan kiri dan kanan putus, badan sudah membengkak.
Ketiga, ditemukan mayat anak perempuan diperkirakan berumur lima tahun, terapung di sekitar jembatan Pelabuhan Desa Maradapan. Mayat anak prempuan tersebut kondisinya sudah tidak berkepala, kedua tangan putus, kedua kaki putus di lutut, dan mengenakan celana jin pendek warna biru.
Ketiga mayat tersebut Sabtu sekitar pukul 08.05 Wita diterbangkan ke Bandara Juanda, Surabaya, untuk proses identifikasi.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif