SOLOPOS.COM - Film Hijab di-launching di Solo Baru, Jumat (16/1/2015). (Ivanovich Aldino/JIBI/Solopos)
Film baru Hijab mulai tayang di Solo. Di Hartono Mall, artis-artis dan sutradara Hijab hadir.
Solopos.com, SUKOHARJO — Roadshow dan nonton bareng film Hijab di Platinum Cineplex, Hartono Lifestyle Mall, Solo Baru, dibanjiri oleh ratusan hijabers, sebutan bagi perempuan berhijab.
Acara tersebut dihadiri oleh sutradara, Hanung Bramantyo, salah satu bintang film Hijab, Zaskia Adya Mecca dan salah satu produser Hijab, Haikal Kamil. Sebelum nonton bareng di Studio I Platinum Cineplex, ketiganya berbagi cerita mengenai dapur pembuatan Hijab, di Atrium Hartono Mall.
Menurut Zaskia, ide tentang film Hijab muncul 2,5 tahun yang lalu. Ide itu lalu diutarakan kepada suaminya, Hanung, yang juga seorang sutradara. “Karena selama ini aku nggak pernah terwakili dengan film-film yang pernah dibikin Mas Hanung, seperti Ayat-Ayat Cinta, Perempuan Perkalung Sorban dan sebagainya, karena aku bukan anak pesantren,” kata Zaskia di hadapan ratusan pengunjung mal.
Menurut Zaskia, ide tentang film Hijab muncul 2,5 tahun yang lalu. Ide itu lalu diutarakan kepada suaminya, Hanung, yang juga seorang sutradara. “Karena selama ini aku nggak pernah terwakili dengan film-film yang pernah dibikin Mas Hanung, seperti Ayat-Ayat Cinta, Perempuan Perkalung Sorban dan sebagainya, karena aku bukan anak pesantren,” kata Zaskia di hadapan ratusan pengunjung mal.
Saat itu, sambung Zaskia, Hanung tidak langsung menyetujui membuat film Hijab. Tapi akhirnya Zaskia berhasil meyakinkan suaminya dengan membuat film bergenre drama komedi ini.
“Satu jam pertama banyak adegan lucu. Tapi satu jam tarakhir penuh tangis. Saya waktu itu hanya ingin ada film yang simpel, lucu, ringan, tapi penuh makna. Kesulitan terbesar saya dalam pembuatan film ini adalah meyakinkan suami untuk bikin film ini,” terang Zaskia.
Dia juga tidak akan mengulangi tema dan konsep film yang sudah pernah ia buat. “Hijab itu bahasa Arab yang artinya tirai atau pembatas. Orang yang memakai hijab itu dilindungi dengan apa yang mereka kenakan. Karena itu, lelaki yang ingin mendekati perempuan berhijab, harus memiliki ciri tertentu, misalnya untuk mendekatinya bukan dengan jalan pernikahan,” terang Hanung.
Meskipun bernuansa islami, namun film ke-18 karya Hanung ini tidak ditujukan untuk komunitas, agama atau perempuan tertentu yang berhijab. Justru dengan film ini, dia ingin menjelaskan bahwa hijab adalah proses dan cara seseorang berdialektika dengan orang lain.
Keempat orang perempuan dalam Hijab yang diperankan oleh Carissa Puteri, Zaskia Adya Mecca, Tika Bravani dan Natasha Rizky, adalah mewakili karakter perempuan di lingkungan masyarakat. Meskipun berbeda prinsip dalam berbusana, sambung Hanung, mereka tidak saling menyinggung karena mereka tahu soal spiritualitas adalah hubungan mereka dengan Tuhan.
Pembuatan film Hijab, terang Hanung, justru terinspirasi dari pengalamannya ketika bersinggungan dengan dunia komedi, ludruk, ketoprak, dan sebagainya. Sebetulnya, sambung dia, film itu juga mengandung kritik. Namun ketika kritik itu disampaikan dengan cara yang menyenangkan dalam bentuk film, maka orang tidak merasa dihakimi.
Sementara itu, Haikal yang juga adik kandung Zaskia, terlibat dalam film ini sebagai produser. Menurut dia, tugas menjadi produser sepuluh kali lebih berat ketimbang hanya menjadi seorang bintang film.
“Bintang film tidak sampai mikir film ini bakal laku atau tidak. Tapi ketika jadi produser, saya harus berpikir artis yang main siapa dan di mana saja lokasi shooting. Lalu ketika sudah selesai, editingnya bagaimana, cara pendistribusian, dan sebagainya. Perjuangan jadi produser itu jauh lebih berat,” kata Haikal yang pernah menjadi pemasar untuk film Soekarno ini.