Soloraya
Jumat, 16 Januari 2015 - 17:15 WIB

PASAR TRADISIONAL KLATEN : 13 Kades di Kemalang Tolak Pemindahan Pasar Kembang

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Baliho penolakan pemindahan pedagang Pasar Kembang terpasang di sekitar pasar yang berada di Desa Keputran, Kemalang, Klaten, tersebut. Warga serta 13 kepala desa di Kemalang menyatakan penolakan mereka terkait pemindahan pedagang ke Pasar Sukorini. Foto diambil Jumat (16/1/2015). (Taufiq Sidik Prakoso/JIBI/Solopos)

Pasar tradisional Klaten menjadi pusat perekonomian warga. 13 Kepala desa di Kemalang menolak rencana pemindahan Pasar Kembang di Kemalang ke Pasar Sukorini, Manisrenggo.

Solopos.com, KLATEN – Sebanyak 13 kepala desa (kades) di Kemalang, Klaten, serta warga menolak rencana pemindahan pedagang Pasar Kembang, Desa Keputran, Kemalang ke Pasar Sukorini di Kecamatan Manisrenggo.

Advertisement

Penolakan warga ditunjukkan melalui sejumlah spanduk serta baliho yang dipasang di kawasan Pasar Kembang.

Sikap penolakan juga disampaikan melalui surat ditandatangani 13 kades, Ketua Paguyuban Pasar Kembang, serta tokoh masyarakat yang dilayangkan kepada Gubernur Jawa Tengah serta Bupati Klaten.

Dalam surat itu, mereka mengusulkan agar Pasar Kembang tetap di lokasi saat ini dan mendukung pasar tersebut dibangun kembali. Jika pemindahan tetap dilakukan, mereka menghendaki tetap berada di wilayah Kecamatan Kemalang.

Advertisement

Kades Keputran, Wuryanto Nugroho, menerangkan surat tersebut sudah dilayangkan beberapa hari lalu.

“Ada nilai historis yang harus dijaga. Pasar ini sudah ada sejak turun temurun. Kalau memang mau dipindah, ya tetap di Kemalang. Rohnya itu ada di Kecamatan Kemalang,” kata dia saat ditemui di ruang kerjanya, Jumat (16/1/2015).

Pasar Kembang merupakan pasar terbesar dari tiga pasar yang ada di Kemalang. Jenis barang dagangan yang dijual di pasar tersebut beragam yakni hasil bumi, kebutuhan pokok, sandang, serta pasar hewan.

Advertisement

Sementara itu, para pedagang yang ada di Pasar Kembang menegaskan penolakan mereka. “Saya jelas tidak sepakat. Sudah mantap berjualan di sini. Kalau saya sudah ada 40 tahun berjualan,” kata salah satu pedagang, Sumarni.

Sebelumnya, Pemkab Klaten berencana membangun Pasar Sukorini di tanah kas desa setempat pada 2015. Pembangunan tersebut diperkirakan menghabiskan dana dari APBD Klaten senilai Rp5 miliar serta Rp3 miliar dari APBD Provinsi Jawa Tengah.  (baca: Rp5 Miliar Disiapkan untuk Bangun Pasar di Sukorini)

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif