News
Jumat, 16 Januari 2015 - 19:45 WIB

KISAH TRAGIS : Dihadiahkan Sedot Lemak, Ratu Kecantikan Ekuador Tewas

Redaksi Solopos.com  /  Septina Arifiani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Catherine Cando (Nydailynews.com)

Kisah tragis menimpa ratu kecantikan Ekuador, Catherine Cando. Mendapatkan hadiah operasi sedot lemak atas kemenangannya menjadi ratu kecantikan justru berujung maut.

Solopos.com, SOLO – Catherine Cando, ratu kecantikan asal Ekuador mengalami kisah tragis. Mendapatkan hadiah sedot lemak dari kontes pemilihan ratu kecantikan justru mengantarkannya ke peristirahatan terakhir.

Advertisement

Kisah tragis tersebut bermula saat Catherine Cando memenangi kontes ratu kecantikan di negaranya, Ekuador. Sebegai pemenang ia berhak mendapatkan mobil, tablet, dan operasi sedot lemak. Cando yang saat itu masih berstatus mahasiswi kedokteran tersebut awalnya menolak hadiah sedot lemak lantaran dianggapnya tak perlu.

Tapi tim kontes kecantikan Ekuador memaksanya melakukan operasi agar bentuk badannya terlihat lebih proposional. “Juri mengatakan kepada saya untuk menurunkan berat badan saat mereka menyerahkan pakaian renang,” kata Cando dalam sebuah wawancara sebelum kisah tragis itu terjadi.

Saat memasuki kompetisi Cando memiliki berat badan 63 kg tetapi, melalui ia melakukan diet dan olahraga untuk  mengurangi berat badannya hingga mencapai angka 53 kg. Tapi Cando mengaku masih saja dipaksa untuk melakukan operasi sedot lemak.

Advertisement

“Sebelum menjalani operasi, ia menerima banyak panggilan dari ahli bedah yang membujuk dia untuk melakukannya, tapi dia terus mengatakan tidak,” ungkap saudara Cando, Daniel Zavala sebagaimana dilansir The Age, Rabu (14/1/2015).

Cando bahkan berpikir akan memberikan hadiah tersebut kepada orang lain. Tapi akhirnya dia setuju untuk melakukan operasi sedot lemak hanya di bagian punggungnya.

Pengacara kontes kecantikan Ekuador menuduh petugas medis melakukan malpraktek  “Saya diberitahu dia meninggal karena edema otak,” kata pengacara Carlos Reyes Izquierdo, sebagaimana diberitakan Daily Mail.

Advertisement

“Tapi staf klinik mengatakan kepada kerabatnya bahwa ia telah meninggal karena serangan jantung,” lajut Carlos.

Setelah kisah tragis tersebut terjadi, para petugas medis ditangkap untuk mencegah dan mencegah mereka meninggalkan daerah itu.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif