News
Jumat, 16 Januari 2015 - 05:10 WIB

INSIDEN CHARLIE HEBDO : Charlie Hebdo Muat Karikatur Nabi Picu Kemarahan Negara Islam

Redaksi Solopos.com  /  Septina Arifiani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Demonstran Tunisia, Rabu (14/1/2015), meneriakkan protes atas edisi terbaru Tabloid Mingguan Prancis Charlie Hebdo yang menampilkan kartun Nabi Muhammad saw. (JIBI/Solopos/Reuters/Anis Mili)

Insiden Charlie Hebdo yang menewaskan 17 orang tak menyurutkan majalah satire itu menerbitkan karikatur Nabi Muhammad. Alasan itulah yang membuat dunia Islam marah dan mengutuk majalah tersebut.

Solopos.com, SOLO – Insiden Charlie Hebdo yang menewaskan 17 orang rupanya tak menyurutkan majalah satire Prancis itu menerbitkan karikatur Nabi Muhammad. Hal itu membuat beberapa negara Islam berang.

Advertisement

Majalah baru yang diterbitkan Charlie Hebdo setelah insiden penyerangan memicu kemarahan luas di negara-negara muslim dari Pakistan dan Turki, sampai Mauritania di Afrika Utara, termasuk juga negara non muslim Filipina.

Pengadilan Turki memerintahkan pemblokiran laman yang menampilkan kartun nabi dalam sampul Charlie Hebdo itu, sedangkan Senegal yang pernah dijajah Prancis melarang peredaran edisi baru setelah insiden tersebut dan harian Prancis Liberation karena memuat kartun Nabi Muhammad di sampul halaman depannya.

Kantor berita Antara, Kamis (15/1/2015), melaporkan perdana Menteri Turki  Ahmet Davutoglu menyebut sampul majalah Charlie Hebdo merupakan provokasi terang-terangan. “Kebebasan pers bukan berarti bebas menghina,” kata Davutoglu kepada wartawan di Ankara, Turki.

Advertisement

Sementara itu kelompok-kelompok militan teroris seperti Al Qaeda cabang Yaman bersumpah untuk membalas penghinaan yang dilakukan majalah satir Prancis itu.

Di Afghanistan, Taliban mengutuk publikasi kartun Nabi oleh Charlie Hebdo yang dipublikasikan mereka setelah insiden penyerangan pekan lalu sembari menyanjung para pelaku pembantaian Paris sebagai aksi menuntut keadilan. Sementara itu para pemimpin muslim Prancis menghimbau umat Islam negeri itu untuk tetap tenang dan menghindari reaksi yang emosional.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif