News
Kamis, 15 Januari 2015 - 15:30 WIB

PESAWAT AIRASIA DITEMUKAN : Basarnas Kurangi Kekuatan, Hampir Seluruh Kapal Asing Keluar

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Bagian ekor pesawat Airasia diangkat ke permukaan, Sabtu (10/1/2015). (JIBI/Solopos/Antara/R. Rekotomo)

Pesawat Airasia ditemukan, baik serpihan maupun kotak hitam. Namun Basarnas masih menjalankan operasi pencarian jenazah yang diperkirakan terjebak di badan pesawat.

Solopos.com, PANGKALAN BUN — Badan SAR Nasional (Basarnas) belum memutuskan kapan misi pencarian korban dan badan pesawat Airasia QZ-5801 akan ditutup. Meski demikian, kekuatan di area pencarian sudah jauh berkurang dan hampir seluruh kapal asing telah meninggalkan perairan Indonesia.

Advertisement

“Sekarang bisa dilihat di mission area tinggal 10 kapal yang di bagi di sektor-sektor [pencarian] itu. Kekuatan asing sudah meninggalkan mission area, kecuali dari China. Yang tidak boleh kurang adalah sistem pencarian, sudah terfokus di area prioritas itu,” kata Ketua Basarnas, Marsdya FHB Soelistyo, di Pangkalan Bun, yang disiarkan live di stasiun televisi nasional.

Hingga saat ini, Basarnas masih menerapkan lima area pencarian dan satu area prioritas. Area prioritas merupakan area ditemukannya ekor dan black box atau kotak hitam pesawat. Basarnas menyatakan sudah ada maklumat pelayaran yang berisi setiap nelayan dan masyarakat yang menemukan serpihan atau korban wajib melapor ke kapolsek setempat.

Pencarian jenazah pesawat memang masih menjadi prioritas mengingat masih kuat dugaan bahwa banyak jenazah yang terjebak di badan pesawat. Saat ini, para penyelam telah diterjunkan ke area pencarian prioritas untuk mencari bangkai pesawat. Jika penyelam kesulitan, langkah berikutnya adalah pengangkatan badan pesawat yang telah terpecah-pecah itu.

Advertisement

“Sudah dibuktikan dengan penemuan kemarin, dengan disiplinnya nelayan kita, mereka melapor ke kapolsek setempat, unsur polisi masyarakat, dan unsur udara disiapkan,” katanya.

Soal kapan misi pencarian akan ditutup, Soelistyo belum memberikan kejelasan. Namun pihaknya sudah mulai mengevaluasi efisiensi operasi tersebut setiap hari hingga nanti saat misi ditutup. “Sudah ada di benak saya selaku leader, tapi saya belum sampaikan mengingat lebih [kondisi] psikologis keluarga korban.”

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif