News
Kamis, 15 Januari 2015 - 03:40 WIB

KARTUN CHARLIE HEBDO : Cendekiawan Muslim Kutuk Kartun Nabi Muhammad saw

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pesan "Kita semua Charlie" terpampang di Arab World Institute (IMA), Paris, Rabu (14/1/2015). Tulisan itu merupakan wuud keprihatinan atas jatuhnya korban serangan kantor tabloid satir mingguan Prancis Charlie Hebdo dan supermarket di Paris. Meskipun dunia Islam prihatin dengan teror di Paris tersebut, mereka umumnya juga menyayangkan sikap Charlie Hebdo yang justru menampilkan kartun Nabi Muhammad pada edisi terbaru media massa itu. (JIBI/Solopos/Reuters/Youssef Boudlal)

Kartun Charlie Hebdo yang memparodikan Nabi Muhammad saw mengundang reaksi dari kalangan dunia Islam. Bukan hanya kalangan Ichwanul Muslimin di Mesir, ulama Arab Saudi pun mengingatkan kemungkinan kartun itu memicu kebensian kaum muslim.

Solopos.com, DOHA — Asosiasi akademisi muslim terkemuka mengecam keputusan tabloid satire mingguan Prancis Charlie Hebdo menerbitkan kartun baru Nabi Muhammad saw. Kartun Charlie Hebdo tersebut dianggap memicu kebencian.

Advertisement

“Hal ini tidak masuk akal, atau logis, atau bijaksana untuk memublikasikan gambar dan film yang menyinggung atau menyerang nabi umat Islam,” sebut Persatuan Ulama Muslim Internasional yang berbasis di Qatar sebagaimana dikutip Kantor Berita Antara dari AFP, Rabu (14/1/2015).

Pernyataan panjang lebar lembaga itu dipimpin ulama Yusuf al-Qaradawi itu menyoroti edisi terbaru majalah satir Prancis yang terbit Rabu. Edisi pertama Charlie Hebdo setelah serangan berdarah atau kantor redaksi tabloid satire itu menampilkan kartun Nabi Muhammad sedang memegang tanda bertuliskan “Je Suis Charlie” pada sampulnya. Sosok Nabi Muhammad saw itu ditampilkan di bawah judul “Semua diampuni”.

Menurut Persatuan Ulama Muslim Internasional, publikasi gambar Nabi Muhammad saw itu akan mengukuhkan kredibilitas atas gagasan Barat menentang Islam. Lembaga pimpinan Yusuf al-Qaradawi tu menambahkan bahwa gambar-gambar itu akan berbuntut dengan bangkitnya kebencian, ekstremisme dan ketegangan.

Advertisement

“Jika kita setuju bahwa [mereka yang melakukan serangan] adalah minoritas yang tidak mewakili Islam atau muslim, maka bagaimana kita bisa merespons dengan tindakan yang tidak diarahkan terhadap mereka, tetapi terhadap Nabi yang dipuja oleh satu setengah miliar kaum muslim?” tanya asosiasi intelektual Islam itu lebih lanjut.

Al-Qaradawi, 88, adalah seorang cendekiawan Islam yang berpengaruh dan dipandang sebagai panduan spiritual oleh Ikhwanul Muslimin Mesir yang dilarang, gerakan dari mantan presiden Mohamed Morsi yang digulingkan. Namun pernyataan semacam itu bukan dilansir Qaradawi semata.

Seorang ulama terkemuka Arab Saudi, Sheikh Ahmed al-Ghamedi, juga mengatakan bahwa publikasi gambar terbaru Nabi Muhammad sebagai kartun Charlie Hebdo itu adalah sebuah kesalahan. “Ini bukan cara yang baik untuk membuat orang memahami kami. Yesus atau Musa, semua utusan [Allah] kami harus hormati, dan tidak boleh dilakukan olok-olok dengan gambar atau kata-kata,” kata Ghamedi.

Advertisement

Dia berkeyakinan kartun Charlie Hebdo itu akan membuat lebih banyak masalah.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif