Banjir Klaten menggenangi puluhan hektare lahan di Gantiwarno.
Solopos.com, KLATEN – Hujan deras yang terjadi dua hari terakhir membuat sejumlah wilayah di Kabupaten Klaten bagian selatan terkena banjir. Salah satunya puluhan hektare lahan di sejumlah desa di wilayah Kecamatan Gantiwarno sehingga terancam rusak.
“Hujan deras yang terjadi dua hari terakhir menyebabkan air di Kali Birin dan afur [saringan pembuangan air] Jetis Bolo meluap. Akibatnya 26 hektare sawah di Desa Ngandong tergenang air. Sudah dua hari ini air yang menggenangi padi berumur 1,5 bulan itu belum surut,” kata Camat Gantiwarno, Dwi Purwanto, terkait banjir di Klaten, Rabu (14/1/2015).
Menurutnya, genangan di Ngandong bisa surut jika ketinggian permukaan air di Kali Birin juga surut dan lebih rendah dari lahan persawahan. Sebab, air dari persawahan bisa dialirkan ke sungai. Namun, bila aliran di Kali Birin masih tinggi maka genangan tidak akan bisa surut.
Selain Ngandong, air hujan juga menggenangi sekitar 20 hektare lahan persawahan di Desa Katekan dan Dukuh Balong di Desa Kragilan. Namun, Rabu (14/1/2015) pagi, air genangan itu mulai surut.
“Kami belum bisa mendata kerugian akibat banjir karena masih ada lahan yang tergenang. Yang pasti, jika genangan tidak surut petani harus menanam ulang di lahan yang baru. Kami sudah melaporkan kejadian itu ke Pemkab. Kami berharap Pemkab segera mengecek ke lapangan dan berupaya mengatasi genangan itu,” ujarnya.
Kades Ngandong, Surat, juga sudah melaporkan kejadian itu ke instansi terkait dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klaten. Menurut Surat, selain afur Jetis Bolo, tanggul di hulu Kali Dengkeng juga sudah rusak sehingga banyak retakan dan rembesan.
“Bila tanggul Kali Dengkeng jebol, 40 hektare lahan di Dukuh Bometen di Desa Ngandong dan Dukuh Soka di Desa Kragilan akan terendam. Kami harap Pemkab bisa mencari solusinya agar tanggul tidak semakin parah,” kata Surat.
Menurut Anggota DPRD Klaten, Harwanto, yang juga warga Dukuh Ngandong, Desa Kerten, Kecamatan Gantiwarno mengatakan tanggul afur Jetis Bolo harus ditinggikan minimal satu meter dan dilakukan pengerukan sedimen.
“Dulu afur Jetis Bolo bisa mengalirkan genangan air di persawahan Desa Mutihan, Katekan, Sengon, Kerten, dan Sawit. Tapi, saat ini air di afur malah meluap dan menggenangi lahan di Ngandong. Pemkab harus secepatnya mengatasi permasalahan ini,” ujarnya terkait banjir yang terjadi di Klaten, Rabu (14/1/2015).