SOLOPOS.COM - Para pedagang bermobil asal Klewer berjualan di Alun-alun Utara Solo. (Reza Fitriyanto/JIBI/Solopos)
Pasar darurat Klewer belum dipastikan lokasinya. Pemkot Solo menggandeng tim appraisal independen untuk menaksir biaya sewa lahan pasar darurat.
Solopos.com, SOLO — Pemerintah Kota (Pemkot) Solo menggandeng tim appraisal independen untuk menaksir biaya sewa lahan pasar darurat bagi pedagang Pasar Klewer. Tim appraisal mulai bekerja Kamis (15/1/2015) dan ditarget rampung sepekan.
Sekretaris Daerah (Sekda) Solo, Budi Suharto, ketika dijumpai wartawan di Balai Kota Solo, Rabu (14/1/2015), mengatakan penaksiran sewa lahan dilakukan terhadap Alun-alun Utara (Alut), Alun-alun Selatan atau Kidul (Alkid), dan Benteng Vastenburg.
“Kami butuh pembanding [nilai sewa] satu lokasi dengan lokasi lain. Tidak bahas mahal atau tidak nilai sewa, tapi cari manfaat. Pembanding juga untuk pilih-pilih mana yang paling sedikit ada umyek,” ujar Sekda.
Sebagaimana diketahui, Sinuhun Paku Buwono (PB) XIII mengizinkan penggunaan Alut untuk pasar darurat, namun menyertakan syarat uang sewa lahan Rp3 miliar per tahun serta penarikan retribusi kepada pedagang.
Sementara ada pula pihak keluarga Keraton, mengajukan persyaratan lain, di antaranya pekerjaan pembangunan pasar darurat yang diperkirakan menelan dana Rp22 miliar dikerjakan Keraton.
Sekda mengatakan Pemkot telah melayangkan surat jawaban kepada Keraton Kasunanan Solo. Intinya, Pemkot memberitahukan penetapan biaya sewa lahan mengikuti aturan berlaku, melalui tim appraisal.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) Kota Solo, Budi Yulistianto mengatakan dana untuk membiayai tim aprraisal dalam menaksir nilai sewa di tiga lokasi pasar darurat membutuhkan dana sekitar Rp150 juta.