Soloraya
Selasa, 13 Januari 2015 - 23:20 WIB

LONGSOR KLATEN : Tebing Sungai Dengkeng Longsor, Pekarangan Warga Hilang

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Camat Bayat, Edy Purnomo, menunjukkan aliran Sungai Dengkeng yang deras, Selasa (13/1/2015). Derasnya aliran sungai itu membuat satu pekarangan milik warga hilang. (Taufiq Sidik/JIBI/Solopos)

Longsor Klaten kembali terjadi Selasa (13/1/2015) dini hari. Tebing Sungai Dengkeng di Bayat longsor.

Solopos.com, KLATEN -– Tebing Sungai Dengkeng wilayah Bayat, Klaten kembali longsor setelah debit air di sungai tersebut kembali meningkat, Selasa (13/1/2015) dini hari.

Advertisement

Dari kejadian itu, sejumlah tanah pekarangan milik warga longsor hingga salah satu pekarangan milik warga di Dukuh Konang, Desa Kebon, Bayat hilang.

Camat Bayat, Edy Purnomo, membenarkan longsor kembali terjadi di bantaran sungai itu kembali longsor.

Advertisement

Camat Bayat, Edy Purnomo, membenarkan longsor kembali terjadi di bantaran sungai itu kembali longsor.

Longsor terjadi di tiga pekarangan bersertifikat milik warga di Dukuh Konang. Panjang tebing sungai yang longsor mencapai 75 meter serta lebar sekitar 15 meter.

Akibat longsor tersebut, satu pekarangan milik warga hilang setelah selama musim hujan ini terus tergerus derasnya aliran sungai.

Advertisement

Selain menghilangkan satu pekarangan warga, bibir tebing juga semakin mendekati rumah warga di desa setempat. Diperkirakan, jarak terdekat bibir tebing dengan rumah warga saat ini sekitar lima meter.

Terkait kondisi itu, pihaknya mewanti-wanti warga untuk mewaspadai kondisi cuaca serta mengecek kondisi sungai. “Kalau ada hujan, ya lebih baik menyingkir dulu, mengungsi ke tempat yang lebih aman,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Edy menjelaskan selama ini pihaknya sudah bekerja sama dengan sejumlah pihak untuk melakukan antisipasi terjadinya tebing sungai ambrol. Salah satu yang dilakukan yakni membuat penahan sementara agar aliran tak langsung mengenai tebing sungai.

Advertisement

“Selama ini kami kerja sama antara masyarakat, sukarelawan, serta muspika untuk antisipasi tebing longsor. Ketika air sungai surut, kami langsung melakukan perbaikan ke daerah yang rawan longsor,” ungkapnya.

Sementara itu, salah satu warga dukuh Konang, Desa Kebon, Sekti Rahayu, 53,  yang rumahnya berdekatan dengan bibir tebing mengaku khawatir jika debit air sungai meningkat.

“Tahun kemarin pernah terjadi banjir besar hingga airnya masuk ke rumah. Sementara, saat ini longsoran tebing semakin mendekati perkampungan. Tentu saja saya tidak tenang kalau hujan deras,” kata dia.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif