Soloraya
Minggu, 11 Januari 2015 - 14:45 WIB

SWASEMBADA GULA : Sebulan Wapres Minta PG Mojo Ditutup, Pabrik Baru Belum Jelas

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pabrik Gula Mojo, Sragen (JIBI/Solopos/Tri Rahayu)

Swasembada gula menyangkut revitalisasi dan pembangunan pabrik gula. Namun Pabrik Gula (PG) Mojo Sragen yang akan ditutup, belum jelas lokasi penggantinya.

Solopos.com, SRAGEN — Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen belum menentukan lokasi pabrik gula baru pengganti Pabrik Gula (PG) Mojo. Saat ini, sudah sebulan berlalu sejak Wapres Jusuf Kalla memerintahkan penutupan pabrik gula tua itu.

Advertisement

Hal tersebut disampaikan Sekretaris Daerah (Sekda) Sragen, Tatag Prabawanto, saat dijumpai Solopos.com di kompleks Setda Sragen, Jumat (9/1/2014). Menurut Tatag, hingga saat ini Pemkab Sragen belum menerima kepastian terkait rencana pemindahan PG Mojo dari Pemerintah Pusat. Pemkab Sragen, lanjut dia, memilih untuk menunggu informasi dari Pemerintah Pusat.

“Belum ada persiapan mengenai rencana pemindahan PG Mojo. Kami juga belum ada usulan tempat baru secara resmi kepada Pemerintah Pusat. Mari kita tunggu saja tindaklanjut dari Pemerintah Pusat. Rencana ini [pemindagan PG Mojo] memang dari Pemerintah Pusat,” kata Tatag.

Pemerintah Pusat melalui Wakil Presiden, Jusuf Kalla, berencana menutup PG Mojo yang telah berdiri sejak 1883 itu karena dinilai tidak lagi efisien apabila direvitalisasi. Hal tersebut disampaikan Jusuf Kalla saat berkunjung ke PG Mojo, Jumat (5/12/2014) lalu.

Advertisement

Menurut Jusuf Kalla, tidak ada cara lain untuk menghadapi kondisi pabrik gula tua peninggalan Belanda itu. Cara satu-satunya adalah dengan mendirikan pabrik baru.

Senada dengan Tatag, Bupati Sragen, Agus Fatchurrahman, menyampaikan belum ada persiapan khusus oleh Pemkab Sragen terkait rencana pemerintah pusat untuk membangun pabrik gula baru pengganti PG Mojo. Meski belum ada kepastian waktu dan lokasi, lanjut Agus, secara pribadi dirinya sepakat dengan rencana pemindahan PG Mojo yang kini lokasinya tidak jauh dari pusat Kabupaten Sragen itu.

“Secara prinsip, kalau PG Mojo dipindah dan dicarikan lokasi baru, malah bagi saya hal itu lebih bagus. Kondisi [bangunan] PG Mojo sendiri kini seperti itu [tidak optimal mendukung produksi]. Tapi Pemkab belum mengetahui kepastian regulasi kepindahan karena PG Mojo sudah langsung dikelola BUMN dari Pemerintah Pusat,” kata Agus Fatchurrahman.

Advertisement

Saat ditanya mengenai usulan lokasi PG Mojo baru, Agus menilai wilayah Sragen di bagian utara Sungai Bengawan lebih cocok untuk didirikan pabrik gula. Menurut dia, wilayah Sragen di bagian utara Sungai Bengawan kaya akan produksi pertanian tebu. Petani tebu di wilayah Sragen di bagian utara Sungai Bengawan, lanjut Agus Fatchurrahman, lebih mudah mendistribusikan hasil produksi mereka.

“Kalau misalnya sudah ada kepastian kepindahan lokasi PG Mojo, saya mengusulkan di sebelah utara Sungai Bengawan. Di berbagai wilayah kecamatan di utara Sungai Bengawan, lahan pertaniannya mayoritas tebu. Jadi petani tebu bisa langsung [mendistribusikan hasil pertanian] ke PG Mojo dekat dengan mereka,” terang Agus Fatchurrahman.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif