Soloraya
Minggu, 11 Januari 2015 - 18:15 WIB

PERAMPOKAN KLATEN : Horor Perampok Bercelurit Gentayangan di Klaten

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi pencuri (news.com.au)

Perampokan Klaten kali ini memang bikin horor. Dua hari berturut-turut, kasus perampokan terjadi dengan aksi kekerasan yang berbeda.

Solopos.com, KLATEN — Dua perampokan terjadi di dua kecamatan selama dua hari terakhir. Perampokan itu terjadi di rumah salah seorang warga di wilayah Kecamatan Wedi, Sabtu (10/1/2014), dan di SMKN 1 Trucuk, Minggu (11/1/2014).

Advertisement

Berdasarkan informasi yang dihimpun Solopos.com, perampokan di Kecamatan Wedi terjadi di rumah milik Sartono, 58, di Dukuh Gunungan, Desa Canan, Sabtu dini hari. Diduga, pelaku masuk melalui atap setelah membuka genting rumah.

Ketika di dalam rumah, pelaku membuka laci di salah satu meja di ruang tengah dan mengambil uang tunai sekitar Rp2,5 juta. Setelah itu, pelaku berupaya keluar melalui pintu belakang tetapi semuanya terkunci.

Pelaku lalu kembali ke ruang tengah dan melihat korban sedang tidur di kursi. Ia pun panik lalu mengambil potongan balok kayu yang ada di dalam rumah itu dan memukul tengkuk korban hingga tak sadarkan diri. Setelah sadar sekitar pukul 03.00 WIB, korban berteriak minta tolong.

Advertisement

Tak lama kemudian, istrinya yang tidur di kamar mendekati korban yang sudah berlumuran darah. Saat itu sang istri langsung memanggil adiknya untuk membawa korban ke RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro di Tegalyoso.

“Kami baru mendapat laporan kejadian itu sekitar pukul 13.30 WIB. Kami lalu ke lokasi kejadian bersama anggota Reskrim Polres Klaten untuk melakukan olah TKP [tempat kejadian perkara]. Saat ini pelakunya masih dalam penyelidikan,” kata Kapolsek Wedi, AKP Suginoto, Minggu.

3 Satpam Disekap
Sementara itu, curas juga terjadi SMKN 1 Trucuk, Minggu dini hari. Saat itu, para pelaku yang diduga berjumlah tujuh orang menyekap tiga orang satpam yang berjaga di sekolah itu. Dua unit televisi yang ada di ruang brankas diambil para pelaku setelah gagal membuka brankas.

Advertisement

Kejadian bermula ketika salah satu satpam sekolah itu, Idfi Adfita, 34, sedang berbaring di bawah tiang bendera setelah mengecek kondisi sekolah sekitar pukul 01.00 WIB. Tiba-tiba, ia didatangi tujuh orang tak dikenal dan langsung menyekap serta menodongkan celurit ke leher Idfi. Mereka lalu mengikat tubuh Idfi di bawah tiang bendera dengan sebuah tali.

Setelah itu mereka mencari Anang Yulianto, 23, dan Heru Santoso, 37, yang sedang berjaga di pos satpam di dekat pintu masuk sekolah. Para pelaku lalu mengikat kedua satpam sekolah tersebut di bawah tiang bendera dimana Idfi diikat dengan tali.

Selanjutnya, mereka masuk ke salah satu ruangan tempat brankas disimpan. Namun, brankas itu hanya di congkel beberapa kali oleh pelaku dan ditinggal begitu saja. Mereka lalu membawa dua unit televisi yang ada di ruangan itu.

“Kami mendapat laporan dari warga sekitar pukul 04.00 WIB setelah salah satu satpam di sekolah itu bisa membebaskan diri dari ikatan di bawah tiang bendera. Kami lalu mengecek ke lokasi dan melakukan olah TKP. Diduga, pelaku kesulitan membuka brankas sehingga mereka hanya mengambil dua televisi dengan kerugian sekitar Rp5 juta. Saat ini kasus itu masih dalam penyelidikan,” ujar Kapolsek Trucuk, AKP Widji, Minggu.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif