Soloraya
Jumat, 9 Januari 2015 - 00:50 WIB

PASAR KLEWER TERBAKAR : Omzet Pengusaha Konfeksi Anjlok 75% Pascakebakaran Pasar Klewer Solo

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sejumlah penjahit usaha konfeksi di RT 002 Dukuh Kategan, Kelurahan Gemolong, Kecamatan Gemolong, Sragen, Jawa Tengah menyelesaiakan pengerjaan kaus, Kamis (8/1/2015). Pemesanan batik oleh pedaganag menurun drastis setelah terjadi kebakaran Pasar Klewer Solo, Sabtu-Minggu (27-28/12/2014). (Irawan Sapto Adhi/JIBI/Solopos)

Pasar Klewer terbakar memicu anjloknya omzet pengusaha konfeksi di Sragen. Pascakebakaran Pasar Klewer Solo, pesanan hanya 25% kondisi normal.

Solopos.com, SRAGEN — Kebakaran Pasar Klewer Solo, Sabtu-Minggu (27-28/12/2014) lalu, bukan hanya merugikan pedagang setempat. Penjahit atau pelaku usaha konfeksi yang menyediakan stok pakaian batik ke Pasar Klewer terbakar itu pun turut menanggung kerugian hingga puluhan juta rupiah.

Advertisement

Salah seorang pengusaha konfeksi di RT 002 Dukuh Kategan, Kelurahan Gemolong, Kecamatan Gemolong, Sragen, Handono, mengaku omzetnya anjlok hingga 75% setelah Pasar Klewer terbakar. Menurut dia, penururan omzet pascakebakaran Pasar Klewer Solo tersebut disebabkan sepinya permintaan dari kalangan pedagang untuk menyediakan baju batik.

“Dirata-rata, pada hari-hari biasa, omzet kami per bulan bisa mencapai sekitar Rp100 juta. Memang paling banyak kami melayani permintaan stok pakaian batik dari pedagang [Pasar Klewer]. Sedangkan setelah terjadi kebakaran, omzet kami turun menjadi Rp25 juta. Batik kami tidak laku,” kata Handono saat dijumpai Solopos.com di rumahnya, Kamis (8/1/2015).

Handono mengatakan meski terjadi penurunan omzet, dia tetap mengupayakan tidak mengurangi tenaga kerja jahit. Handoko tetap mempekerjakan sembilan orang untuk memenuhi pesanan dari luar pedagang Pasar Klewer. Minimnya permintaan pembuatan baju batik dari pedagang Pasar Klewer, menurut dia, membuat pengusaha konfeksi harus mencari peluang lain dengan cara melayani pembuatan pakaian jenis lain.

Advertisement

“Produksi baju batik kami saat ini masih sedikit. Namun, kondisi kali ini sudah lebih baik dibandingkan pada awal terjadi kebakaran Pasar Klewer. Beberapa home industry atau pengusaha konfeksi rumahan [di Gemolong] bahkan sempat tutup atau tidak produksi. Guna menyiasati kondisi itu, kami menerima dan mengerjakan pembuatan kaus,” ujar Handono.

Pesan Langsung
Handono menyampaikan pembeli atau pelanggan batik di Pasar Klewer sempat meminta disediakan stok batik langsung oleh pengusaha konfeksi di Gemolong. Namun, lanjut dia, pengusaha konfeksi menolak tawaran tersebut karena bisa merusak harga pasar baju batik di tingkat pedagang Pasar Klewer.

“Saya rasa semua pengusaha konfeksi khususnya di tingkat home industry di Gemolong dan bahkan di Soloraya jantungnya ada di Pasar Klewer. Artinya, sebagian besar hasil produksi pakaian bermuara di Pasar Klewer. Selagi tetap membuka pesanan baju dari luar, kami berharap Pasar Klewer segera pulih,” imbuh dia.

Advertisement

Sementara itu, Kepala UPTD Dinas Perindustrian Koperasi dan UMKM Sragen Kecamatan Gemolong, Suharto, mengatakan penurunan omzet pengusaha konfeksi setelah terjadi musibah kebakaran Pasar Klewer Solo itu dialami oleh sekitar 15 sampai 20 pengusaha konfeksi di Gemolong. Menurut dia, sebagian besar pengusaha tersebut mengalami kerugian hingga puluhan juta rupiah menyusul Pasar Klewer terbakar.

“Semua hampir sama mengalami penurunan omzet hingga 75%. Kami menyarankan bagi pengusaha untuk saling berkomunikasi guna menyelesaikan masalah secara bersama-sama. Kami ingin semua [pengusaha] tetap beroperasi, bisa dengan menerima pesanan dari luar pedagang Pasar Klewer,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif