Jatim
Kamis, 8 Januari 2015 - 18:05 WIB

GERAKAN SANTUNAN : Thoriqoh Shiddiqiyyah Bagikan Bingkisan 438 Warga Tak Mampu

Redaksi Solopos.com  /  Aries Susanto  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sekda Kota Madiun, Maidi, diminta memberikan santunan kepada anak-anak yatim dalam acara santunan Nasional X oleh Thoriqoh Assidiqiyyah di Aula Kecamatan Manguharjo, Kamis (8/1/2015). (JIBI/Solopos/Aries Susanto)

Gerakan santunan yang dipelopori jemaah Thoriqoh Shiddiqiyyah se-Nusantara bertujuan untuk membantu sesama warga yang kurang mampu.

Madiunpos.com, MADIUN—Santunan juga diberikan di Kota Madiun. Sebanyak 438 warga dari kalangan tak mampu mendapatkan santunan berupa paket bingkisan dan uang senilai Rp300 ribuan.

Advertisement

Acara puncak Santunan Nasional X digelar secara serentak pada pukul 10.00 WIB se-Nusantara.

Di Kota Madiun, acara yang diikuti ratusan jemaah dan masyarakat tersebut digelar di Aula Kecamatan Manguharjo.

Advertisement

Di Kota Madiun, acara yang diikuti ratusan jemaah dan masyarakat tersebut digelar di Aula Kecamatan Manguharjo.

Selain dihadiri Khalifah Thoriqoh Shiddiqiyyah, KH Ali Muhtarom, ulama dari Jombang, acara tersebut juga dihadiri pejabat Muspida, DPRD, serta Sekda Kota Madiun, Maidi mewakili Bupati Kota Madiun, Bambang Irianto.

Ketua Thoriqoh Shiddiqiyyah Madiun, Joko Mulyono, mengatakan hingga saat ini santunan yang sudah tersalurkan kepada warga berhak mencapai lebih dari Rp11 miliar. Santunan tersebut dihimpun dari warga Thoriqoh Assidiqiyyah serta sejumlah relawan.

Advertisement

Dalam sambutannya, Sekda Maidi mengatakan gerakkan santunan Nasional adalah sebuah gerakan yang sangat luar biasa.

Gerakkan tersebut, kata dia, mencerminkan sebuah pandangan tentang agama bahwa seorang yang beragama bukan untuk kepentingan diri sendiri.

Beragama, tegasnya, adalah untuk kepentingan orang banyak, beragama bukanlah urusan pribadi sembahyang di masjid.

Advertisement

Menurut Maidi, gerakan santunan seperti halnya orang yang membersihkan diri sendiri dari kotorannya.

Makna yang terkandung ialah bahwa orang yang gemar dan mampu membersihkan diri sendiri adalah orang yang sehat.

“Orang yang sehat adalah orang yang bisa mendatangi WC untuk membersihkan diri sendiri. Kalau dia tak bisa mendatangi WC, berarti ia sakit?” ujarnya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif