Umum
Kamis, 8 Januari 2015 - 03:10 WIB

EROSI BENGAWAN SOLO : Rumah Warga Langenharjo Retak-retak

Redaksi Solopos.com  /  Septina Arifiani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sungai Bengawan Solo (Dokumentasi)

Erosi Bengawan Solo menyebabkan rumah warga retak.

Solopos.com, SUKOHARJO — Rumah milik Sarmo, 60, warga Dusun Bacem Tegalrejo, RT 004/RW 001, Desa Langenharjo, Grogol, Sukoharjo, mengalami retak-retak akibat erosi yang berujung longsornya tebing Sungai Bengawan Solo.

Advertisement

Pantauan Solopos di lokasi, Kamis (8/1/2015), rumah milik Sarmo terletak di bantaran Sungai Bengawan Solo. Longsornya tebing sungai akibat erosi di samping rumah Sarmo membuat tempat tinggalnya retak-retak di bagian dinding dan lantai dapur.

“Kami takut. Untuk itu kami memindah dapur ke ruangan lain,” ucap Sarmo, saat ditemui Solopos.com di rumahnya.

Agus Purwanto, 29, anak Sarmo, mengatakan retakan rumah itu mulai terjadi dalam setahun terakhir. Retakan itu terjadi secara bertahap setelah tebing Sungai Bengawan Solo longsor pada tahun lalu. Setelah longsor itu, antara tebing sungai dan dinding rumah Sarmo nyaris tak berjarak.

Advertisement

“Dulu jarak antara rumah dengan tebing sungai sekitar 2 meter. Sekarang hampir tidak ada jarak,” jelas Agus.

Agus mengakui kondisi dapur makin hari makin memprihatinkan. Keretakan berpotensi bertambah jika debit air Sungai Bengawan Solo kian meninggi. Agus mengaku sudah melaporkan kondisi rumahnya yang kian kritis kepada ketua RT dan kepala desa setempat. Menurutnya, rumahnya sempat disurvei dari utusan pemerintah desa maupun kecamatan. Akan tetapi, hingga kini belum ada solusi untuk mengatasi masalah tersebut.

Setidaknya terdapat 17 rumah di RT 004/RW 001 dan enam rumah RT 002/RW 002, Desa Langenharjo yang berdiri tepat di atas tebing Sungai Bengawan Solo. Jika debit air meninggi, potensi banjir terbuka lebar mengingat rumah-rumah itu berdiri di daerah bantaran.

Advertisement

Kepala Desa Langenharjo, Sugiman Madyo Utomo, mengaku sudah melaporkan kondisi rumah yang kritis tersebut kepada Pemerintah Kecamatan Grogol. Kendati begitu, sejauh ini belum ada solusi untuk mengatasi masalah itu. “Untuk membuat beton di tebing kali itu butuh dana yang tidak sedikit. Jumlahnya mencapai ratusan juta. Kalau ditanggung pemerintah desa jelas tidak akan mampu,” ujarnya.

Menurut Sugiman, warga sudah puluhan tahun menempati bantaran Sungai Bengawan Solo. Sebagian warga sudah ikut program relokasi. Namun, dia tidak memungkiri masih adanya warga yang tercecer dari program relokasi.

“Katanya dulu dananya tidak cukup sehingga tidak semua warga bisa ikut relokasi,” jelasnya terkait erosi Bengawan Solo.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif