Lifestyle
Rabu, 7 Januari 2015 - 21:05 WIB

KULINER JAWA TIMUR : Cicipi Lontong Balap kalau ke Surabaya...

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Lontong balap (Peni W./JIBI/Bisnis)

Kuliner Jawa Timur begitu beragam, lontong balap Wonokromo sebagaimana tercatat pada lirik lagu Semanggi Surabaya karya S. Padimin adalah salah satunya.

Bisnis.com, SURABAYA — Berkunjung ke suatu daerah belum lengkap rasanya kalau tidak mencicipi makanan khas yang dimiliki. Apalagi saat datang ke Kota Surabaya yang memiliki koleksi hidangan yang memperkaya khazanah kuliner Jawa Timur, seperti rujak cingur, tahu campur, lontong balap, lontong kikil, dan lontong balap.

Advertisement

Semanggi Surabaya, lontong balap Wonokromo…
Di makan enak sekali, sayur semanggi, krupuk puli…
Bung… beli…
(lirik lagu Semanggi Surabaya karya S. Padimin)

Semua jenis masakan tersebut kerap kali disajikan oleh Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini kala menjamu tamu, baik dari dalam negeri maupun tamu asing, yang datang ke Balai Kota Surabaya. Tujuannya tidak lain adalah untuk mengenalkan makanan khas Surabaya yang merupakan bagian dari khazanah kuliner Jawa Timur itu kepada dunia.

Kalau belum pernah mencicipi kuliner Jawa Timur tersebut, coba dulu lontong balap Surabaya yang oleh kalangan tertentu lebih kondang sebagai lontong balap Wonokromo, sebagaimana tercantum dalam lirik lagu Semanggi Surabaya karya S. Padimin. Olahan sayur ini bisa ditemui di beberapa kawasan di Kota Surabaya serta kawasan hinterland-nya, sebagaimana Wonokromo yang pada awal 1970-an kala lagu itu populer tepat berada di batas selatan Kota Surabaya.

Advertisement

Balapan ke Wonokromo
Dalam sejarahnya, makanan khas Kota Pahlawan ini disebut lontong balap lantaran dulu para penjual makanan ini berlarian (balapan) menuju Pasar Wonokromo untuk berebut pembeli. Saat itu, para penjual masih menggunakan kuali dari tanah liat yang dibakar untuk menampung kuah makanan. Saking beratnya kuali-kuali yang dipikul, para penjual harus berjalan memikulnya dengan berlarian dan terkesan berpacu (balapan). Sejak itulah makanan ini disebut lontong balap dan tidak berubah namanya hingga kini.

Namun, salah satunya warung lontong balap yang kini terkenal adalah Lontong Balap Rajawali, di Jl. Krembangan Timur atau di sekitar kawasan bersejarah Jembatan Merah Surabaya. Seporsi lontong balap itu terdiri atas lontong, potongan tahu goreng, lento (makanan yang terbuat dari kacang beras dan tepung terigu berbentuk menyerupai perkedel), taburan tauge, dan bawang goreng, kuah, sambal petis dan kecap.

Seporsi lontong balap di warung Rajawali itu dihargai Rp10.000. Lontong balap akan semakin nikmat disantap dengan sate kerang yang dihargai Rp10.000/porsi dan ditutup dengan segelas es kelapa muda. Warung Lontong Balap Rajawali ini buka setiap hari sejak pukul 07.00 WIB– 17.00 WIB.

Advertisement

Selain Lontong Balap Rajawali di kawasan Jembatan Merah, warung penjual hidangan khas Surabaya yang mewarnai khazanah kuliner Jawa Timur tersebut juga bisa dijumpai di Jl. Mayjen Sungkono, dan Jl. Urip Sumohardjo.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif