Soloraya
Rabu, 7 Januari 2015 - 18:15 WIB

KEBAKARAN PASAR KLEWER SOLO : Keraton Kubu Eddy Wirabhumi Ajukan Bangun Pasar Darurat Alut

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Suasana sore hari di pasar malam sekatenan, Alun-alun Utara, Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Minggu (14/12/2014). Perayaan pasar malam sekatenan telah resmi dibuka pada 11 Desember lalu dan akan berlangsung hingga 4 Januari 2015. (reza Fitriyanto/JIBI/Solopos)

Kebakaran Pasar Klewer Solo menyisakan masalah pembangunan pasar darurat. Pedagang sepakat pembangunan pasar darurat di Alun-alun Utara.

Solopos.com, SOLO — Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat kubu Eddy Wirabhumi–mantu PB XII–mengusulkan diri sebagai pihak yang membangun pasar darurat di alun-alun utara (Alut).

Advertisement

Langah tersebut ditempuh sebagai upaya mempersingkat waktu pembangunan pasar darurat Klewer.

Eddy merupakan suami GKR Wandansari (Mbak Moeng) yang juga sebagai Ketua Eksekutif Lembaga Hukum Keraton Solo. Sebagaimana diketahui hingga kini konflik Keraton masih terjadi. Kubu Mbak Moeng masih berkonflik dengan kubu PB XIII dan KGPAA Tedjowulan.

Advertisement

Eddy merupakan suami GKR Wandansari (Mbak Moeng) yang juga sebagai Ketua Eksekutif Lembaga Hukum Keraton Solo. Sebagaimana diketahui hingga kini konflik Keraton masih terjadi. Kubu Mbak Moeng masih berkonflik dengan kubu PB XIII dan KGPAA Tedjowulan.

K.P. Eddy Wirabhumi, mengatakan pihak keraton ikut peduli atas nasib pedagang Pasar Klewer pascakebakaran. Kepedulian Keraton, kata dia, ditunjukkan dengan mencari solusi bersama Pemerintah Kota (Pemkot) Solo dan pedagang.

“Saat pertemuan bersama pedagang dan Pemkot Solo, kami mengutarakan yang membangun pasar darurat adalah Keraton,” ujar Edyy ketika ditemui wartawan di Gedung Pegelaran, Rabu (7/1/2015).

Advertisement

Belum lagi, kata dia, kalau ada salah satu peserta lelang mengajukan penyangahan hasil lelang akan lebih lama. “Kalau mengikuti peroses pembangunan pasar darurat Pemkot waktunya sekitar enam bulan. Namun, kalau yang bangun pasar darurat adalah keraton dua bulan jadi karena tidak ada proses lelang segala,” kata dia.

Untuk besaran anggaran pasar darurat, kata Eddy, menyesuaikan anggaran yang sudah dianggarkan Pemkot Solo yakni Rp22 miliar. Setelah pasar darurat selesai dibangun, kat dia, Pemkot Solo memberikan bantuan berupa uang ke pedagang. Bantuan tersebut selanjutnya, kata dia, diberikan kepada keraton karena pedagang telah menempati kawasan alut dan membangunkan pasar darurat.

“Bantuan yang diterima pedagang dari Pemkot itu yang nantinya diberikan ke keraton sebagai timbal balik telah membangunkan pasar darurat,” jelas dia.

Advertisement

Menurut Eddy, usulan itu sudah disampaikan ke Wali Kota. Namu, belum ada jawaban karena harus di bahas lebih dulu bersama DPRD. Namun, kalau pedagang sudah setuju karena mereka ingin segera kembali berjualan.

“Usulan ini tidak gampang tetapi juga tidak menutup kemungkinan bisa dilakukan Pemkot,” paparnya.

Wakil Pegageng Sasana Wilapa Keraton Solo, K.P. Winarno mengatakan sejuah ini belum ada rapat internal mengenai keputusan Alut untuk pasar darurat. Kalau benar alut dijadikan pasar darurat, pihaknya mengusulkan tidak semuanya.

Advertisement

“Setiap tahun itu keraton memiliki kegiatan adat. Kami tidak ingin adanya pasar darurat di sana [alun-alun utara] justru mematikan kegiatan budaya keraton,” kata dia.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif