Soloraya
Senin, 5 Januari 2015 - 05:30 WIB

HARGA BBM : Solar Turun, Tarif Bus Wonogiri-Jakarta Turun Hingga Rp10.000

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi bus (Dok/JIBI)

Harga BBM turun sejak 1 Januari 2015 lalu. Harga tiket bus Wonogiri-Jakarta pun mengalami penurunan.
Solopos.com, WONOGIRI — Tarif tiket bus antar kota antar provinsi (AKAP) jurusan Wonogiri-Jakarta PP turun Rp5.000-Rp10.000/penumpang pascapenurunan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis premium dan solar mulai Kamis (1/1/2015). Sementara tarif tiket bus antar kota dalam provinsi (AKDP) dan angkuta kota (angkot) tidak turun.
Harga BBM jenis premium turun menjadi Rp7.600/liter dari semula Rp8.500/liter, sedangkan solar turun menjadi Rp7.250/liter dari harga semula Rp7.500/liter. Sementara hanya tarif tiket bus AKAP jurusan Wonogiri-Jakarta PP yang turun. Penurunan tarif tiket bus menyesuaikan harga BBM bersubsidi jenis solar.
Ketua DPC Organisasi Pengusaha Angkutan Darat (Organda) Wonogiri, Edi Purwanto, mengatakan tarif tiket bus AKAP jurusan Wonogiri-Jakarta PP turun dari Rp180.000/penumpang menjadi Rp175.000-Rp170.000/penumpang. Sementara tarif bus AKDP jurusan Solo-Wonogiri PP dan angkot tidak turun lantaran kondisi perekonomian perusahaan otobus (PO) lesu. Apalagi biaya operasional cukup tinggi.
“Harga spare part bus cukup mahal, biaya operasionalnya tinggi. Kondisi perekonomian PO tengah limbung,” katanya saat dihubungi Solopos.com, Minggu (4/1/2014).
Dia mencontohkan tarif angkot di Wonogiri terendah dibanding daerah lain di wilayah Soloraya. Tarif angkot untuk pelajar Rp2.000/orang sementara umum Rp3.000/orang. Sementara tarif angkot di daerah lainnya di atas Rp3.000/penumpang.
Mayoritas penumpang angkot di Kota Gaplek adalah para pelajar. Mereka menggunakan angkot saat berangkat dan pulang sekolah.
“Memang jarak trayek angkot di Wonogiri pendek karena wilayah Kota Wonogiri cukup kecil. Harga tarif angkot untuk pelajar di Kabupaten Sukoharjo Rp3.000/orang. Harga tarif angkot di Wonogiri terendah dibanding daerah lain,” ujar dia.
Edi justru mempertanyakan kebijakan pemerintah pusat yang seenaknya menaikkan dan menurunkan harga BBM bersubsidi. Menurut dia, pemerintah pusat tidak mempertimbangkan terlebih dahulu saat mengambil kebijakan menaikkan dan menurunkan harga BBM bersubsidi.
Harga BBM jenis solar naik cukup signifikan senilai Rp2.000/liter. Namun saat harga BBM jenis solar turun hanya Rp250/liter.
“Pemerintah pusat seenaknya saja menaikkan harga BBM bersubsidi. Sekarang kalau harga BBM jenis solar hanya turun Rp250/liter tak ada pengaruhnya sama sekali. Berbeda saat harga BBM bersubsidi naik tahun lalu.”
Di sisi lain, Ketua Paguyuban Angkuta Kota (Angkot) Wonogiri, Suprapto, menuturkan penurunan harga BBM bersubsidi tidak mempengaruhi tarif angkot. Pasalnya, harga BBM jenis solar turun hanya Rp250/liter. Padahal, saat ini, kondisi penumpang angkot cukup sepi.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif