Sport
Selasa, 30 Desember 2014 - 16:05 WIB

CATATAN AKHIR TAHUN SEPAK BOLA : Timnas U-23 yang Tak Mengejutkan di Asian Games

Redaksi Solopos.com  /  Mulyanto Utomo  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Timnas U-23 dibawah asuhan coach Adji Santosa akhirnya juga gagal saat menjadi wakil Indonesia di Asian Games. Ist/dok

Catatan akhir tahun sepak bola juga tidak lebih baik pada Timnas U-23 yang berlaga di Asian Games 2014. Aji Santoso membuat blunder ketika tim asuhannya masuk putaran kedua.

Solopos.com, SOLO — Harapan yang ada di pundak para penggawa timnas U-23 yang berlaga di Asian Games 2014 di Incheon, Korea Selatan tak menghasilkan hasil yang menggembirakan. Di dua pertandingan pertama Indonesia berhasil menghancurkan Timor Leste dengan skor 7-0 dan Maladewa dengan skor 4-0. Dua kemenangan ini sudah cukup memastikan Indonesia lolos ke babak 16 besar.

Advertisement

Dua hasil tersebut seolah telah menunjukkan hasil PSSI yang sebelumnya mengirim tim ini ke Italia pada bulan Juli. Di Negeri Pizza tersebut, timnas U-23 menghadapi AS Roma, Lazio dan Cagliari yang sedang menjalani pramusim.

Namun sebuah blunder dilakukan sang pelatih, Aji Santoso. Seperti dilansir detiksport, pada laga terakhir fase grup, melawan Thailand, Aji tak menurunkan pemain terbaiknya, misalnya Ferdinand Sinaga yang kala itu telah mengoleksi enam gol. Tampaknya alasan ini dipilih karena Aji ingin timnya menghadapi Korea Utara dibanding China.

Hasilnya, Indonesia dibantai Thailand dengan skor 6-0. Dan ternyata, hasil ini berpengaruh besar pada mental para pemainnya. Bahkan ketika menghadapi Korut, lawan yang diidamkan coach Aji, Indonesia tampil mengecewakan.

Advertisement

Penampilan mengecewakan Indonesia ini dibarengi dengan penampilan gemilang Korea Utara. Pertandingan ini pun berakhir dengan skor 4-1 untuk Korut. Bahkan pada akhirnya, Korut berhasil meraih perak di ajang multievent tersebut. Pencapaian Korut ini pun seolah menunjukkan bahwa sepertinya Aji Santoso salah ‘memilih’ lawan.

Kegagalan cabang sepakbola di Asian Games memang telah menjadi hal yang lumrah terjadi. Prestasi terbaik cabang sepakbola hanyalah meraih perunggu pada tahun 1958. Setelah itu, Indonesia cukup kesulitan bahkan untuk meraih peringkat empat, kecuali pada tahun 1986.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif