SOLOPOS.COM - Captain Irianto saat melangsungkan resepsi pernikahan ketika dirinya masih berpangkat Letnan Dua TNI AU (JIBI/Harian Jogja/dok.Keluarga Kapten Irianto)
Pesawat AirAsia hilang, keluarga pilot pesawat tersebut semula tak percaya Air Bush, QZ 8501 yang dikomandoi Kapten Irianto hilang.
Harianjogja.com, SLEMAN-Keluarga pilot Air Bush, QZ 8501, menyangsikan Kapten Irianto mengemudikan pesawat yang kini berstatus hilang tersebut.
Captain Irianto dilahirkan 52 tahun lalu di Jogja. Beliau besarkan di rumah orangtuanya RT 05 RW 16 Dusun Nanggulan, Maguwoharjo, Depok Sleman. Pada Minggu (28/12/2014) kemarin rumah itu tampak sepi. Hanya beberapa kerabat yang masih ada.
Kedua orangtuanya yakni Suwarto dan Nyonya Suwarto, berangkat ke Surabaya Minggu (28/12/2014) siang untuk memastikan kondisi Irianto. Beliau terakhir kali pulang kampung belum genap sepekan yang lalu saat adiknya meninggal dunia. Karena sehari-hari Irianto bersama istri dan kedua anaknya tinggal di perumahan Delta Sidoarjo, Jawa Timur.
“Beliau sudah seperti orangtua saya sendiri, sering menasehati dan momong saya juga dulu. Setelah di TNI AU terus di komersial, pernah di Adam Air. Keluarga tidak ada firasat apapun,” ungkap keponakan Irianto, Ayik Foliatmaja saat ditemui kemarin.
Pihak keluarga sempat menyangsikan informasi bahwa pesawat Air Asia QZ 8501 yang hilang kontak dipiloti oleh Kapten Irianto. Keluarga sempat berkali-kali menanyakan ke kantor Air Asia Jakarta tentang berapa jumlah pilot yang bernama Irianto di maskapai tersebut.
“Dan ternyata memang benar. Karena kedua anaknya masih di Jogja langsung saya titipkan ke Air Asia untuk terbang ke Surabaya. Kalau pakdhe dan budhe [kedua orangtua Irianto] berangkat lewat jalur darat,” ucap kerabat Irianto lainnya, Hendro Kusumobroto.