Soloraya
Senin, 29 Desember 2014 - 09:45 WIB

BANJIR SOLO : Naik 2 Meter Lagi, Waduk Gajah Mungkur Siaga

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pintu air Waduk Gajah Mungkur (Dok/JIBI/Solopos/Antara)

Ancaman Banjir Solo bisa terjadi jika ketinggian air Waduk Gajah Mungkur melebihi ambang batas.

Solopos.com, WONOGIRI — Ketinggian air Waduk Gajah Mungkur (WGM) mencapai 133 meter di atas permukaan laut, Minggu (28/12/2014). Kondisi ketinggian air waduk terus dipantau di empat stasiun pemantau lantaran diperkirakan terus bertambah selama musim penghujan.

Advertisement

Informasi yang dihimpun Solopos.com, Minggu, hujan yang mengguyur wilayah Wonogiri mengakibatkan ketinggian waduk bertambah 20 cm. Ketinggian air waduk mencapai 132,80 meter pada Sabtu (27/12/2014). Pasokan air yang masuk ke waduk berasal dari hulu sungai seperti Sungai Bengawan Solo dan Sungai Keduang.

Petugas disiagakan di empat stasiun pemantau untuk memantau kondisi ketinggian air waduk secara berkala. Keempat stasiun pemantau itu yakni Baturetno, Tirtomoyo, Pracimantoro, dan Jatisrono.

Kepala Divisi (Kadiv) Jasa Air dan Sumber Air (ASA) Perum Jasa Tirta I Wilayah Bengawan Solo, Winarno Susilardi, mengatakan hujan lebat kembali mengguyur wilayah Wonogiri mulai sore-malam hari. Alhasil, ketinggian air waduk bertambah 20 cm dari 132,80 meter menjadi 133 meter.

Advertisement

“Berdasar hasil pantauan pukul 06.00 WIB, ketinggian air waduk mencapai 133 meter di atas permukaan laut. Bertambah 20 cm dibanding hari sebelumnya,” katanya saat dihubungi Solopos.com, Minggu.

Winarno menuturkan sesuai perkiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) puncak musim penghujan terjadi pada Januari 2015 mendatang. Artinya, diperkirakan ketinggian air waduk bertambah setiap hari hingga akhir musim penghujan.

Status siaga ditetapkan apabila ketinggian air waduk di atas 135,30 meter di atas permukaan laut. “Apabila kondisi ketinggian air Sungai Bengawan Solo bertambah maka otomatis ketinggian air waduk juga bertambah. Karena itu, kami selalu berkoordinasi dengan stasiun pemantau Sungai Bengawan Solo di Jurug, Solo,” papar dia.

Advertisement

Untuk mengantisipasi bencana banjir, pintu saluran pelepasan atau spillway waduk akan dibuka. Spillway waduk kali terakhir dibuka pada Januari tahun ini. Kala itu, merupakan puncak musim penghujan dan terjadi hujan lebat selama beberapa hari. “Kami tak mau mengambil risiko, spillway waduk dibuka untuk mengantisipasi terjadinya banjir dan kerusakan bangunan waduk,” terang dia.

Di sisi lain, seorang warga Desa Sendang, Kecamatan Wonogiri, Maryanto, mengatakan terjadi pendangkalan waduk selama beberapa tahun terakhir. Kondisi ini dipengaruhi banyaknya sedimen yang masuk ke waduk setiap hari. Padahal warga setempat telah berupaya menekan laju sedimentasi dengan menanam bibit pohon di kawasan sabuk hijau atau greenbelt WGM.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif