News
Minggu, 28 Desember 2014 - 11:20 WIB

PERBANKAN JOGJA : Pertumbuhan Jumlah Simpanan di Bank DIY Di Bawah Target Nasional

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Perbankan Jogja selama tahun 2014 tidak menunjukkan pertumbuhan seperti yang ditargetkan. Setidaknya untuk kondisi dana pihak ketiga (DPK).

Harianjogja.com, JOGJA– Bank Indonesia (BI) DIY mencatat pertumbuhan DPK masih berada di bawah target pertumbuhan rata-rata nasional antara 14% hingga 16%. Penyerapan DPK di DIY hanya sebesar 9,48% atau turun 1,55% dibandingkan 2013 yang mencapai sebesar 11,03%.

Advertisement

Kepala Kantor Perwakilan BI DIY Arief Budi Santoso menjelaskan berdasarkan laporan perkembangan bank umum tercatat suku bunga tabungan mengalami kenaikan sebesar 0,69%. Tahun ini, suku bunga tabungan dipatok rata-rata 3,85% sementara tahun sebelum hanya sebesar 3,16 persen. Adapun suku bungan nasional tercatat sebesar 4,62%.

“Meski tahun ini suku bunga tabungan mengalami kenaikan, namun persaingan pasar DPK di DIY masih rendah,” kata Arief dalam pemaparannya pada diskusi Membaca Laporan Perbankan, Rabu (24/12/2014).

Selain DPK, sambung Arief, pertumbuhan kredit sepanjang tahun ini juga mengalami penurunan. Tahun ini, lanjutnya, pertumbuhan kredit hanya sebesar 13,22% atau turun sebesar 1,23% dibandingkan kondisi 2013 sebesar 14,45%. Padahal, target pertumbuhan kredit untuk nasional sebesar 15 hingga 17%.

Advertisement

“Kondisi tersebut berbeda dengan kredit usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di mana mengalami kenaikan yang signifikan. Kalau 2013 hanya 13,74 persen maka untuk 2014 naik 3,85 persen menjadi 17,59 persen,” tandasnya.

Meski persaingan pasar kredit di DIY tinggi dengan suku bunga 13,01%, rasio antara kredit yang yang diberikan dengan dana masyarakat yang berhasil di himpun (LDR) DIY dinilai masih belum optimal. Rasio kredit terhadap DPK, kata Arief, tercatat sebesar 62,85% atau naik dari tahun sebelumnya yang mencapai 61,06%.

“Risiko kredit macet (NPL) DIY masih wajar, sebesar 1,94% dan berada jauh di bawah batas maksimal sebesar 5%. Jadi, secara umum risiko pertumbuhan perbankan di DIY masih menyentuh level wajar,” tutup Arief.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif