News
Minggu, 28 Desember 2014 - 20:15 WIB

KEBAKARAN PASAR KLEWER SOLO : Di Tengah Bencana, Mereka Berselfie Ria!

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga berusaha mengeluarkan sisa-sisa barang dagangan yang masih bisa diselamatkan setelah api membakar seluruh isi Pasar Klewer Solo, Minggu (28/12/2014). (Reza Fitriyanto/JIBI/Solopos)

Kebakaran Pasar Klewer Solo, Sabtu (28/12/2014) membuat prihatin. Bahkan hastag #PrayForKlewer sempat jadi trending topic Twitter. Namun, masih saja ada yang memanfaatkan Klewer kobong menjadi wisata bencana. 

Solopos.com, SOLO – Kebakaran Pasar Klewer Solo dimanfaatkan oleh sejumlah orang sebagai tontonan. Ratusan warga memadati timur Gapura Pasar Klewer, Minggu (28/12/2014) sekitar pukul 12.00 WIB.

Advertisement

Sebagian dari mereka adalah pengunjung Sekaten yang mampir untuk melihat dari dekat kebakaran yang melanda Pasar Klewer.

Keriuhan Sekaten seakan tak terpengaruh oleh hiruk-pikuk dan kecemasan di Pasar Klewer. Raungan knalpot sepeda motor dari arena Tong Setan memekakkan telinga, suaranya terdengar hingga Pasar Klewer.

Ribuan orang tetap memenuhi Sekaten itu. Apalagi Minggu masih libur Natal dan libur sekolah. Kebakaran itu bagaikan tontonan. Warga berusaha mendekat lokasi kebakaran. Yang membawa ponsel berkamera rata-rata memotret kebakaran itu.  Teman-teman saya di media sosial juga mengunggah foto kebakaran Klewer.

Advertisement

Seorang perempuan muda berjilbab merah memegang tongsis. Di ujung tongkat itu terdapat smartphone untukselfie dengan background Pasar Klewer kobong.

Melihat aksi perempuan berjilbab itu, seorang pemuda berkata kepada rekannya, ”Kok sempat-sempate narsis. Kowe njupuk pring mrono, aja kalah [Kok sempat-sempatnya narsis. Kamu ambil bambu sana, jangan mau kalah].”

Kesibukan Wali Kota Rudy

Advertisement

Sementara itu, petugas pemadam kebakaran berjibaku menyemprotkan air untuk menjinakkan api. Pedagang hilir mudik membawa dagangan yang bisa diselamatkan dari kios.

Dua perempuan berjilbab dan dua laki-laki mendorong troli berisi dagangan dari Pasar Klewer.  Saya melihat setidaknya dua kali  mereka bolak-balik membawa barang.

“Minggir-minggir,” teriak seorang laki-laki yang mendorong troli meminta warga tak menghalangi jalan mereka.

Tak ada senyum pada wajah para pedagang. Sudah jelas di mata mereka kerugian akibat Pasar Klewer kobong. Tak hanya pedagang, banyak pihak yang merugi.

Mereka adalah karyawan  kios, pedagang makanan, penjual aksesori, tukang parkir, tukang angkut barang, tukang becak, dan sebagainya yang biasa menimba rezeki dari Klewer.

Ketika mobil pemadam kebakaran silih berganti menyemprotkan air ke sumber api, ekskavator warna kuning menjebol kios batik di sisi timur Gapura Klewer.

Kios itu ada di antara bangunan utama Pasar Klewer dan bangunan di sayap timur. Jika kios itu dihancurkan, api yang menguasai bangunan utama tak bisa merembet ke bangunan di sayap timur.

Di tengah gerimis, seorang laki-laki berkumis memberi aba-aba kepada operator alat berat itu. Dia adalah Wali Kota F.X. Hadi Rudyatmo. Pada Minggu siang itu, pakaian Rudy simpel. Dengan kaus polo abu-abu, celana jeansplus sepatu kets, dia lebih mudah berjalan ke sana-kemari mengoordinasi pemadaman api.

Tidak ada pejabat Pemkot yang mendampinginya.Tangannya terangkat, memberi aba-aba kepada operator ekskavator. “Hop-hop,” teriak Rudy saat alat keruk itu hampir menyentuh gapura.

Gapura itu tergolong benda cagar budaya. Tulisan PB X di pucuk gapura menunjukkan gapura yang melintang di Jl. dr. Radjiman itu itu dibangun pada zaman Paku Buwono X. Benda cagar budaya tidak boleh dirusak.

Gapura Klewer adalah salah satu dari tujuh gapura yang dibangun oleh PB X. Lainnya ada di Gladak, Kerten, Jurug, Tanjung Anom, Mojo, dan Jl. Katamso.

Rudy dan petugas lainnya mengarahkan alat berat itu ke timur sedikit agar tak mengenai gapura. Alat berat itu akhirnya menggempur kios di timur gapura.

Di tengah kesibukannya, Rudy sempat “diganggu” wartawan yang ingin meminta komentarnya soal Klewer. Kepada wartawan, Rudy akan melaporkan peristiwa itu kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Dia berharap Presiden membantu membangun kembali Pasar Klewer. “Saya minta Presiden ikut cawe-cawe [membantu],” tutur Rudy.

Dia berharap dalam waktu tak lebih dari setahun, Pasar Klewer bisa kembali seperti semula. Rudy belum bisa menyebut nilai kerugian. Sebagai gambaran, omzet di Pasar Klewer belasan miliar per hari. Jika seluruh barang dagangan ludes, menurut Rudy, kerugiannya bisa triliunan rupiah. Berdasarkan data yang dihimpun ada 2.050 kios sandang ludes, 15 toko emas dan 11 unit bank di pasar itu.

Baik Himpunan Pedagang Pasar Klewer (HPPK) telah menbuat rincian hitung-hitungan kerugian akibat kebakaran itu sekitar Rp10 triliun. Dinas Pengelola Pasar pun menyebut nilai kerugikan diperkirakan Rp10 triliun.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif