Jateng
Jumat, 26 Desember 2014 - 15:50 WIB

PRODUK ASLI INDONESIA : Sulit Ditiru, Perajin Lokal Harus Pede dengan Produk Buatannya

Redaksi Solopos.com  /  Sumadiyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Bisnis/Rachman POTENSI KERAJINAN JABAR Pengunjung melihat-lihat produk kerajinan asal Jawa Barat yang dipamerkan di gedung Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Jawa Barat (Jawa Barat Craft Center) di Bandung, Jawa Barat, Kamis (19/12). Pemerintah Provinsi Jabar terus berusaha mendorong kinerja produk kerajinan asal Jabar sehingga dapat menjadi produk unggulan baik di pasar lokal maupun global, salah satunya dengan menggandeng beberapa desainer untuk mengembangkan kerajinan agar menghasilkan produk lebih variatif, inovatif dan tetap berkualitas.

Ilustrasi. (JIBI/Bisnis/Rachman)

Produk asli Indonesia semakin diterima di pasar internasional. Bank Indonesia mengimbau perajin lokal untuk tidak minder menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015.

Advertisement

Kanalsemarang.com, SEMARANG – Bank Indonesia berpendapat negara lain sulit meniru produk asal Indonesia terutama untuk produk unggulan yang salah satunya batik.

“Banyak barang asli Indonesia yang tidak bisa ditiru oleh negara lain karena memang untuk membuatnya membutuhkan keahlian yang cukup tinggi,” kata Kepala BI Kantor Perwakilan Wilayah V Jateng-DIY Iskandar Simorangkir seperti dikutip Antara, Jumat (26/12/2014).

Oleh karena itu, perajin asal Indonesia tidak perlu berkecil hati saat menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang mulai berlangsung akhir 2015.

Advertisement

Pihaknya berharap, masyarakat terutama pengusaha tidak mudah terpengaruh oleh anggapan sejumlah pihak yang menilai Indonesia belum siap menghadapi MEA.

“Mau tidak mau pengrajin Indonesia harus siap kalau tidak siap justru kita bisa menjadi sasaran pasar bagi bangsa lain mengingat Indonesia merupakan negara padat penduduk sehingga potensi pasarnya sangat besar,” katanya.

Apalagi, katanya, Indonesia diuntungkan dengan adanya produk lokal yang diminati oleh pasar asing.

Advertisement

Menurut dia, hal yang perlu dijaga adalah daya saing melalui kualitas dan harga produk.

“Selama produk kita bersifat komparatif dengan produk lain ditambah memiliki nilai yang lebih rendah maka kita siap menghadapi persaingan dengan produk-produk dari negara lain,” katanya.

Bahkan, pihaknya menilai persaingan membuat kerja sumber daya manusia menjadi lebih efisien karena harus selalu memastikan kualitas. Kualitas SDM menjadi lebih baik dan kreatif jika menghadapi persaingan.

“Pada dasarnya jika kita siap menghadapi MEA maka pertumbuhan ekonomi Indonesia juga akan semakin baik, dengan demikian masyarakat juga akan semakin sejahtera,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif