News
Kamis, 25 Desember 2014 - 18:20 WIB

Kisah Sukses Petani Pepaya, dari Jualan sampai Jadi Penyuluh Agrobisnis

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ali Wachid saat panen pepaya (Januardi/Harian Jogja)

Kisah sukses petani pepaya dari Bantul ini diperoleh bukan melalui pembelajaran di bangku sekolah, tetapi dari pengalaman praktek langsung

Harianjogja.com, BANTUL- Sukses menjadi seorang yang memasarkan buah pepaya, kemudian menjadi penyedia bibit pepaya unggulan seperti pepaya Thailand dan Filipina dan kini juga mejadi seorang penyuluh petani pepaya agrobisnis. Baginya, menjadi seorang pengusaha haruslah jujur dan bekerja keras.

Advertisement

Banyak orang yang menghabiskan tenaga, biaya, serta usianya untuk menuntut ilmu sekolah-sekolah formal. Kebanyakan tujuan utamanya agar bisa menuntut ilmu sesuai bidang dan menguasai bidang tersebut, sehingga menjadi tenaga profesional. Setelah itu, harapan untuk mendapatkan pekerjaan pun terbuka lebar.

Belakangan, jika ingin menjadi seorang pebisnis pun, ada sekolah formal yang menampung calon-calon pebisnis muda tersebut. Namun untuk menjadi seorang pengusaha, tidaklah mesti menuntut ilmu di bangku sekolah formal.

Advertisement

Belakangan, jika ingin menjadi seorang pebisnis pun, ada sekolah formal yang menampung calon-calon pebisnis muda tersebut. Namun untuk menjadi seorang pengusaha, tidaklah mesti menuntut ilmu di bangku sekolah formal.

Setidaknya itu yang dialami oleh Ali Wachid, warga dusun Krapyak Wetan, Panjengrejo, Pundong, Bantul, DIY. Wachid telah membuktikan, untuk menjadi seorang pengusaha yang sukses, tidak harus belajar secara formal di sekolah.

Yang terpenting dalam menjalankan sebuah bisnis, menurut Wachid, adalah kejujuran, penguasaan di bidang yang dipilih, dan jaringan untuk mengembangkan bisnis.

Advertisement

Ya. Wachid memang tidak jadi melanjutkan niatnya untuk menuntut ilmu di perguruan tinggi. Namun saat ini ia berhasil menjadi master di bidang usaha yang ia jalani selama kurang lebih tujuh tahun.

Wachid adalah seorang pengusaha sekaligus petani buah pepaya. Lebih dari itu, ia juga menjadi seorang penyedia bibit-bibit unggul pohon pepaya, supaya bisa menghasilkan hasil panen yang memuaskan. Sekaligus menjadi seorang penyuluh bagaimana bertani pepaya dengan baik.

“Lah sekarang peserta penyuluhan saya banyak yang mahasiswa, bahkan ada yang sudah sarjana pertanian,” kelakarnya.

Advertisement

Wachid mengisahkan, sejak 2007 ia mulai berbisnis buah-buahan itu dengan cara menjadi seorang yang memasarkan pepaya lansung kepada tempat-tempat penyedia. Sebelumnya, ia sempat memasarkan buah-buahan selain pepaya. Namun karena banyak buah-buahan yang tipenya musiman, sehingga ia lebih sering menganggur ketika tidak sedang musim buah. Maka, Wachid pun mencari buah apa yang tidak pernah berhenti produksi, dan pepaya menjadi pilihannya.

Saat menjadi seorang pemasar papaya, ia sering menjumpai keluhan dari para konsumen tentang hasil panen pepaya yang tidak memuaskan. Banyak kualitas buah yang kurang bagus.

Banyak permintaan jenis pepaya yang tidak bisa dipenuhi oleh petani pepaya. Hal inilah yang kemudian membuat Wachid menjadi seorang petani pepaya langsung, sekaligus menjadi penyedia bibit-bibit unggul.

Advertisement

“Ya belajar dari alam. Juga belajar dengan komunitas petani pepaya,” kata dia, ketia ditanya bagaiaman bisa menjadi seorang petani yang sukses.

Dengan menjadi seorang petani dan penyedia bibit, Wachid tidak kemudian meninggalkan bidang pemasarannya. Dengan jaringan yang telah ada, ia kemudian membantu para petani yang lainnya untuk memasarkan hasil panen. Alasannya, petani terkadang kebingungan kemana menjual hasil panennya dalam jumlah yang banyak.

Karena termasuk buah rumahan, pepaya bukan jenis buah-buahan yang mudah dipasarkan jika jumlahnya banyak. Hingga saat ini, Wachid menjadi produsen buah pepaya untuk daerah Jogja dan Jawa Tengah, juga beberapa kali ke pulau Sumatera.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif