Jateng
Kamis, 25 Desember 2014 - 22:50 WIB

KETAHANAN PANGAN DI KUDUS : Pemkab Kudus Evaluasi Resi Gudang

Redaksi Solopos.com  /  Sumadiyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sejumlah pekerja merontokkan gabah di sawah saat panen di Kelurahan Kenep, Sukoharjo, Sabtu (14/9/2014). (Iskandar/JIBI/Solopos)

Sejumlah pekerja merontokkan gabah di sawah saat panen di Kelurahan Kenep, Sukoharjo, Sabtu (14/9/2014). (Iskandar/JIBI/Solopos)

Ketahanan pangan di Kudus menjadi perhatian serius pemkab setempat. Untuk lebih tepat sasaran, Pemkab Kudus akan segera mengevaluasi program tunda jual padi petani atau resi gudang.

Advertisement

 

Kanalsemarang.com, KUDUS- Pemerintah Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, segera mengevaluasi program tunda jual padi petani atau resi gudang menyusul sejak pengoperasiannya pada 2010 hingga sekarang belum dimanfaatkan oleh petani.

Advertisement

Kanalsemarang.com, KUDUS- Pemerintah Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, segera mengevaluasi program tunda jual padi petani atau resi gudang menyusul sejak pengoperasiannya pada 2010 hingga sekarang belum dimanfaatkan oleh petani.

“Kami menganggap program resi gudang tersebut tidak berfungsi sama sekali,” kata Bupati Kudus Musthofa pada Rapat Koordinasi Dewan Ketahanan Pangan seperti dikutip Antara, Rabu (24/12/2014).

Oleh karena itu, kata dia, perlu dicarikan solusi yang tepat agar keberadaannya bisa dioptimalkan untuk membantu petani ketika musim panen agar harga jual gabahnya tidak dijual murah.

Advertisement

Selama ini, kata dia, petani selalu dalam posisi lemah ketika musim panen karena harga jual gabah selalu ditawar murah oleh tengkulak sehingga kurang menguntungkan petani.

“Tujuan program resi gudang tersebut tentunya cukup bagus karena ketika harga jatuh petani bisa memanfaatkan sistem tunda jual dan baru akan dijual ketika harga tinggi,” ujarnya.

Untuk menjaga agar harga jual gabah saat panen bisa tetap stabil, kata dia, seharusnya bisa ditangani oleh Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kudus serta Kantor Ketahanan Pangan Kudus.

Advertisement

Menurut dia, upaya pengendalian harga jual gabah saat panen bisa memanfaatkan program resi gudang.

“Kami juga meminta kepala desa tidak perlu menjadi tengkulak gabah karena berkepentingan juga untuk mencarikan solusi agar petani bisa menikmati hasil pertaniannya setiap musim panen,” ujarnya.

Terkait dengan rencana mengoptimalkan keberadaan resi gudang, kata dia, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kudus diminta menjabarkan kemungkinan menggunakan anggaran daerah untuk menampung gabah petani pada saat musim panen yang biasanya harga jual gabah rendah.

Advertisement

“Jika banyak aturan yang dinilai menyulitkan tentunya perlu dicarikan alternatifnya, termasuk pengelolaannya jika memungkinkan akan dikelola daerah dengan dana daerah agar proses penyerapan gabah petani jauh lebih mudah dan bermanfaat bagi petani,” ujarnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif