News
Rabu, 24 Desember 2014 - 16:45 WIB

BANJIR BANDUNG : Ditanya Penanganan Banjir, Aher Lempar ke Kementerian PU

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Solopos/Antara/ Ujang Zaelani)

Banjir Bandung Selatan akibat luapan Sungai Citarum belum surut. Ini jawaban Gubernur Jabar, Ahmad Heryawan, saat ditanya langkah penanganan banjir.

Solopos.com, BANDUNG — Gubernur Jawa Barat (Jabar), Ahmad Heryawan alias Aher, justru melemparkan jawaban kepada pemerintah pusat, yaitu Kementerian Pekerjaan Umum (PU) saat ditanya langkah konkret yang akan dilakukan Pemprov Jabar untuk menangani banjir Sungai Citarum.

Advertisement

“Pertanyaannya tentu tidak harus kepada gubernur, tetapi lebih pas kepada Kementerian PU sebetulnya,” sebutnya kepada awak media, Rabu (24/12/2014).

Aher beralasan perencanaan yang lebih pasti ada di Kementerian PU serta di Kementerian Kehutanan (Kemenhut). “Tetapi karena tempatnya di Jawa Barat, tentu bersama-sama dengan pemerintah provinsi.”

Aher mengatakan pihaknya saat ini dalam posisi ditugaskan oleh Menteri PAN-RB yang sebelumnya telah melakukan kunjungan ke lokasi banjir mewakili Presiden Jokowi untuk membuat roadmap. “Roadmap sudah kami buat pada 2010, tinggal dimunculkan lagi dan diperbaiki. Mudah-mudahan kita sepakati roadmap ini ke depan menjadi penyelesaian yang permanen,” katanya.

Advertisement

Pantauan pimpinan daerah Jabar ke wilayah yang terkena luapan Sungai Citarum ini merupakan kunjungan lanjutan setelah sebelumnya Wakil Gubernur Jabar, Deddy Mizwar, bersama Menteri PAN-RB, Yuddy Chrisnandi, memantau lokasi banjir.

Aher terjun ke lokasi bajir di daerah Dayeuhkolot dan Baleendah bersama rombongan DPRD Jawa Barat dan Direktur Utama Bank BJB, Ahmad Irfan. Irfan menyerahkan bantuan perahu karet sebagai corporate social responsibility Bank BJB untuk kebutuhan transportasi di daerah yang terkena banjir.

Aher mengakui banjir kali ini lebih parah dari tahun-tahun sebelumnya, termasuk saat pihaknya melakukan pengerukan pada 2011, 2012, dan 2013. Pengerukan tersebut, lanjutnya, membuat banjir tidak terlalu parah pada dua tahun ke belakang.

Advertisement

“Tahun ketiga ternyata banjir kembali. Mungkin juga memang karena arusnya lebih besar dan curah hujannya lebih besar, banjir tahun ini lebih besar. Ke depan kami akan antisipasi lebih baik lagi,” ujarnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif