Jogja
Selasa, 23 Desember 2014 - 14:40 WIB

Mendidik Anak, Tantangan Ibu Semakin Berat

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi ibu bekerja tanpa meninggalkan kewajiban mengasuh anak (Kimconstable.com)

TANTANGAN IBU dalam mendidik anak semakin berat seiring perkembangan zaman.

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL– Pada era modernisasi ini, tantangan ibu rumah tangga dalam mendidik anak dirasa kian berat.

Advertisement

Ketua Tim PKK Desa Kepek, Kecamatan Wonosari, Sri Purwaningsih mengatakan, mendidik anak pada saat ini memerlukan perhatian yang lebih besar. Pasalnya, pendidikan anak tidak hanya didapatkan di sekolah melainkan di lingkungan rumah.

“Pendidikan dari keluarga itulah yang paling penting karena anak lebih banyak menghabiskan waktu bersama keluarga,” ujar dia ketika ditemui di sela-sela peringatan Hari Ibu di Kantor Kecamatan Wonosari, Senin (22/12/2014).

Menurutnya, orangtua terutama ibu harus mengikuti perkembangan anak. Menurutnya, anak-anak juga mendapatkan pendidikan melalui lingkungan tempat ia bergaul. Orangtua, lanjut dia, harus mengetahui pergaulan anaknya.

Advertisement

“Selain itu, orangtua juga harus mengikuti perkembangan teknologi. Jangan gagap teknologi sehingga bisa memantau anak,” imbuh dia.

Menurutnya, peran ibu dalam pendidikan anak sangat krusial. Seorang ibu harus bisa menjadi sahabat bagi anaknya.

Sehingga, anak tidak akan sungkan atau takut untuk mengutarakan pendapat atau permasalahan yang dihadapi.
“Biasanya anak akan lebih terbuka kepada ibu dibandingkan dengan ayahnya. Di situlah peran ibu,” ungkap dia.

Advertisement

Kasubbid Perlindungan Perempuan dan Anak Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Keluarga Berencana (BPMPKB) Gunungkidul Sri Mulad mengatakan, peran orangtua dalam pendidikan anak sangat penting. Orangtua harus benar-benar memahami dan mendampingi anaknya.

“Dengan peran orangtua yang aktif, hal itu bisa mengurangi pergaulan bebas remaja serta mengurangi kekerasan terhadap anak,” imbuh dia.

Ia mengatakan, hingga November 2014 tercatat 37 angka kekerasan yang didominasi anak. Menurutnya, angka tersebut sangat mengkhawatirkan karena pada 2013, total kasus kekerasan juga mencapai angka 37. “Semoga tidak tambah lagi,” ungkap dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif