Soloraya
Senin, 22 Desember 2014 - 04:00 WIB

TAKSI BANDARA SOLO : Ada Monopoli Taksi, Bandara Adi Soemarmo Layak Dapat Penghargaan?

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Tampak depan Bandara Adi Soemarmo. (JIBI/Solopos/Dok.)

Solopos.com, BOYOLALI — Sebagian warga Soloraya menyoroti masih berlanjutnya monopoli angkutan di Bandara Adi Soemarmo Solo di Ngemplak, Boyolali, Jawa Tengah. Kendati bus rapid transit (BST) yang pernah ditolak pengemudi taksi Angkasa beroperasi ke Bandara Adi Sumarmo telah leluasa beroperasi, para pengemudi taksi lain yang masuk kawasan bandara itu dipungut biaya Rp10.000 oleh pengelola Taksi Angkasa.

Situasi itu bukan hanya merugikan konsumen taksi non Angkasa yang akhirnya terbebani kutipan para pemalak di Bandara Solo itu, tetapi juga dikhawatirkan bisa menghambat pengembangan pariwisata Solo akibat keterbatasan alternatif moda angkutan di bandara tersebut. Rezi, eksekutif muda perusahaan swasta terkemuka di Solo yang Rabu (17/12/2014) siang lalu berbagi pengalaman buruknya terkait praktik monopoli angkutan oleh Taksi Angkasa itu berharap perbaikan layanan.

Advertisement

Diingatkannya taksi sebagai alternatif moda transportasi di Bandara Adi Soemarmo perlu ditata oleh pengelola bandara itu demi kenyamanan konsumen. Apalagi, kata dia mengingatkan, Bandara Adi Soemarmo pernah mendapat penghargaan sebagai bandara dengan pelayanan terbaik ke-2 di Indonesia.

Sangat disayangkan jika penghargaan itu baru diterima tahun 2014 ini tersebut dipertanyakan kelayakannya. Bukan hanya Bandara Adi Soemarmo yang patut malu dengan pertanyaan publik atas kelayakan layanan, sebab konsumen tentu bisa mempertanyakan kredibilitas lembaga yang menganugerahi bandara itu dengan gelar pemberi pelayanan terbaik tersebut.

Sopir Taksi Prihatin
Praktek palak sopir taksi di Bandara Adi Soemarmo Solo di Boyolali bukan hanya menjadi perhatian konsumen taksi non Angkasa. Salah seorang sopir taksi dari sebuah perusahaan taksi di Solo yang tak mau disebutkan identitasnya mengakui dirinya dan sopir-sopir taksi yang lain harus membayar Rp10.000 saat mengambil penumpang di Bandara Internasional Adi Soemarmo.

Advertisement

Diakuinya, pembayaran itu biasanya dibebankan kepada konsumen. ”Dengan adanya monopoli Taksi Angkasa, sebenarnya yang dirugikan adalah konsumen,” kata lelaki yang sudah belasan tahun menjadi sopir taksi itu saat berbincang dengan Solopos.com, Kamis (18/12/2014).

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif