Teknologi
Senin, 22 Desember 2014 - 21:45 WIB

MOST POPULAR YOUTUBE : Netizen Girang Kepala Presiden Korut Terbakar

Redaksi Solopos.com  /  Jafar Sodiq Assegaf  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kim Jong Un dengan gaya baru (Huffingtonpost.com)

Solopos.com, NEW YORK – Sejumlah aktivis media sosial dan akun parodi girang melihat cuplikan film The Interview yang baru-baru ini diunggah di Youtube. Mereka riuh membicarakan adegan saat pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, tewas dalam sebuah helikopter yang meledak akibat terkena misil.

Kim Jong Un memang sering jadi bulan-bulanan di media sosial. The Verge, Senin (22/12/2014), menggambarkan pengguna situs sosial media (netizen) menganggap pemerintahan diktator Kim adalah dosa besar. Karenanya, Kim sering dijadikan musuh bersama.

Advertisement

Itulah sebabnya, kala Kim muncul dalam sebuah adegan nahas, netizen langsung riuh berkomentar. Bahkan seruas rekaman video yang menunjukkan detik-detik terbakarnya kepala Kim Jong Un secara khusus diunggah di Youtube. Adegan itu pun didramatisir dengan efek slow motion

Video Kim Jong Un diunggah berbagai akun, termasuk What’s Trending di laman https://www.youtube.com/watch?v=NZW5dPI91f8.

Produser film Seth Roger sebelumnya khawatir adegan itu tak bisa ditayangkan. Pasalnya, CEO Sony, Kazuo Hirai, meminta Rogen untuk menghilangkan adegan terbakarnya rambut Kim Jong Un.

Advertisement

Dengan adegan yang seperti ini, tak heran pemerintah Korea Utara marah besar dengan keberadaan film The Interview. Mereka menyebut film itu sebagai ‘ajakan untuk berperang’ dan berjanji untuk memberikan aksi balasan.

Sejumlah pihak sempat berspekulasi bahwa peretasan jaringan komputer milik Sony Pictures adalah aksi peretas Korut yang mencoba mengembalikan nama baik pemimpin mereka. Belakangan Amerika Serikat menyatakan bahwa pelaku peretasan tersebut benar-benar Korut, meski sejak awal pihak Korut telah mengatakan bahwa pihaknya sama sekali tak berkaitan dengan insiden tersebut.

Sony sendiri telah memutuskan untuk tak merilis film The Interview ke pasaran. Sikap itu berkaitan dengan bermacam-macam ancaman tindakan kekerasan yang dilayangkan ke jaringan bioskop jika menayangkan film tersebut.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif