News
Senin, 22 Desember 2014 - 08:20 WIB

KURIKULUM 2013 : Rapor Seperti Laporan Siswa PAUD

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - JIBI/Solopos/Ardiansyah Indra Kumala Guru menjelaskan penilaian rapor kepada wali murid di SD Negeri Mijen 2, Jebres, Solo, Jumat (20/12). Sejumlah sekolah di Solo mulai membagikan rapor sebagai laporan penilaian hasil belajar siswa.

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL-Orang tua murid yang menerima hasil belajar siswa, Sabtu (20/12/2014) mengaku laporan pendidikan anak mereka seperti rapor anak Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).

Salah satu wali murid Dwi Lestari mengatakan ia tak kesulitan memahami isi rapor ketiga anaknya. Pasalnya, selain ada uraian mengenai sikap dan ketrampilan siswa, terdapat pula kolom angka.

Advertisement

“Tetap ada angka jadi tahu berapa nilai anak saya,” ujar dia kepada Harianjogja.com di Wonosari, Sabtu (20/12/2014).

Dwi mengatakan, rapor anaknya mirip dengan rapor siswa PAUD. Ia [pernah menjadi guru PAUD sehingga mengetahui kemiripan tersebut. Menurut dia, kolom penjabaran sikap dan kemampuan siswa sangat mirip dengan rapor PAUD.

Advertisement

Dwi mengatakan, rapor anaknya mirip dengan rapor siswa PAUD. Ia [pernah menjadi guru PAUD sehingga mengetahui kemiripan tersebut. Menurut dia, kolom penjabaran sikap dan kemampuan siswa sangat mirip dengan rapor PAUD.

Menurut dia, rapor ketiga anaknya yang duduk di bangku SD, SMP, dan SMK di Wonosari memiliki kemiripan. Dibandingkan semeseter-semester sebelumnya, rapor anak-anaknya dilengkapi dengan uraian mengenai indikator pemberian nilai.

“Ada tulisan mengenai faktor pendukung anak saya mendapatkan nilai tersebut. Ada catatan ketrampilan dan sikap juga,” imbuh dia.

Advertisement

“Kalau muridnya sedikit, saya kira akan mudah. Tapi, kalau muridnya banyak, guru pasti kesulitan,” imbuh dia.

Dwi berharap, dalam memberikan nilai, guru benar-benar mendasarkan hal itu sesuai kemampuan siswanya. Ia berharap, guru benar-benar memahami setiap siswa yang dididik.

Ia menambahkan, mata pelajaran anak saat ini semakin sulit. Ia mencontohkan pelajaran anaknya di Sekolah Dasar (SD). Setelah menggunakan Kurikulum 2013, anaknya semakin dituntut untuk bisa menjelasakan. Anaknya juga diminta untuk mengerjakan soal bersama orang tua.

Advertisement

“Orang tua semakin dilibatkan dalam pendidikan anak. Itu bagus. Tapi, buku anak saya semakin banyak. Satu buku paket hanya untuk satu semester,” ujar dia.

Kepala SMKN 2 Wonosari Sankin mengatakan, siswanya tidak mengalami begitu banyak kendala dengan Kurikulum 2013. Menurut dia, nilai siswa tetap bagus. Namun, ia mengakui siswa harus terbiasa belajar sendiri.

“Kalau untuk tenaga pengajar, mereka tidak menemui banyak kesulitan,” pungkas dia.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif