Jogja
Senin, 22 Desember 2014 - 13:23 WIB

KASUS MIRAS SLEMAN : Sri Dapat 'Resep' Racikan Dari Kawan

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Miras oplosan dan sejumlah bahan baku racikan miras oplosan yang biasa diracik Sri saat diamankan di Mapolres Sleman akhir pekan lalu. (JIBI/Harian Jogja/Sunartono)

Harianjogja.com, SLEMAN-Akhir pekan lalu, Polres Sleman menggerebek tempat peracikan minuman keras (miras) oplosan dan menangkap penjual miras, Sri, 45.

Ditanya mengenai keterlibatannya meracik minuman oplosan, Sri mengaku mendapatkan ilmu tentang meracik oplosan dari temannya yang tinggal di kawasan Jetis, Kota Jogja. Tetapi orang yang mengajarinya meracik itu kini telah meninggal dunia. Janda tiga anak ini mengaku meracik sendiri di rumah, lalu miras dijual dengan sistem delivery order. Dipesan melalui sms ponsel dan dikirim langsung ke alamat pemesan oleh anaknya. Pembeli rata-rata warga yang tinggal di Sleman.

Advertisement

Secara detail wanita tamatan SMP ini menjelaskan miras itu diracik secara manual dengan bahan alkohol murni, air mineral, citrun dan penambah lezat minuman dengan rasa leci. Ia membeli bahan itu di toko kue. Menurut dia tidak ada batasan dalam membeli alkohol dari penjualnya. Beli berapapun akan dilayani.

“Biasanya di sini saya membuatnya,” ujar Sri sembari menunjukkan ember warna merah yang cukup untuk menampung 15 liter air.

Sri membuat satu resep racikan dengan bahan utama setengah liter alkohol murni. Tiap setengah liter itu diimbangi dengan campuran air mineral 5,5 liter. Kemudian ditambah dua sendok citrun dan beberapa sendok leci. Tanpa menunggu lama, jadilah miras oplosan ala Sri untuk satu resep. Tiap satu resep itu jika dikemas menjadi 12 botol ukuran 600 militer. Kemudian dijual dengan harga Rp15.000 perbotolnya.

Advertisement

Menurut Sri pemesan pun tidak menentu, kadang ramai kadang juga sepi. Tapi ia mampu menghabiskan sebanyak 35 botol selama tiga hari atau setara dengan tiga resep racikannya. Dengan demikian ia mendapatkan Rp525.000.

“Tapi kalau dirata-rata selama tiga hari itu sekitar Rp250.000 hasil penjualannya, belum dikurangi untuk beli AL [alkohol] Rp40.000 dan botol,” kata dia.

Sri mengakui untungnya lebih banyak jika meracik sendiri dengan bahan alkohol. Karena butuh modal tak terlalu besar. Berbeda dengan menjual ciu atau membuat racikan berbahan utama ciu. Saat ini, kata dia, ciu susah didapat. Selain itu butuh modal yang lumayan besar karena pembelian harus dalam jumlah mencapai puluhan liter.

Advertisement

“Ciu susah dapatnya butuh modal banyak. Kalau ini kan dekat beli sedikit kan bisa. Kalau pelanggan jarang komplain paling hanya kurang nendang [memabukkan],” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif