Teknologi
Senin, 22 Desember 2014 - 17:20 WIB

HASIL PENELITIAN : Terlalu Banyak Konsumsi Fast Food, Nilai Matematika Jeblok

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi ayam goreng (Mirror)

Harianjogja.com, AMERIKA-Makanan cepat saji (fast food) menjadi penyebab berbagai masalah kesehatan, dari obesitas ke kesehatan kulit. Terbaru, hasil penelitian menunjukkan konsumsi makanan cepat saji terlalu banyak dapat mengakibatkan penurunan kinerja otak.

Berdasarkan penelitian terbaru, anak yang memakan makanan cepat saji lebih banyak memiliki nilai matematika, ilmu pengetahuan alam dan membaca lebih buruk daripada anak yang mengkonsumsi makanan lain. Persoalan ini disebabkan makanan cepat saji tersebut memiliki kandungan zat besi yang rendah. Alhasil kinerja otak pun tak dapat berjalan maksimal.

Advertisement

“Dari hasil penelitian kami, makanan cepat saji memiliki hubungan erat dengan nilai pelajaran anak di sekolah,” kata peneliti seperti dilansir dari Dailymail, Minggu (21/12/2014).

Penelitian ini menggunakan sampel dari 8.500 pelajar di Amerika Serikat (AS) yang mengkonsumsi makanan cepat saji sejak usia 10 tahun. Kemudian, data tersebut dibandingkan dengan hasil ujian selama tiga tahun terakhir.

Advertisement

Penelitian ini menggunakan sampel dari 8.500 pelajar di Amerika Serikat (AS) yang mengkonsumsi makanan cepat saji sejak usia 10 tahun. Kemudian, data tersebut dibandingkan dengan hasil ujian selama tiga tahun terakhir.

Melalui penelitian itu, anak mendapat pertanyaan mengenai berapa kali mereka makan makanan ringan hingga makanan cepat saji dari berbagai restoran waralaba terkenal. Hasilnya, sebanyak 50% anak memakan makanan cepat saji 1-3 kali dalam seminggu, 10% di antaranya makan 4-6 kali seminggu dan 10% makan setiap hari.

Dari hasil tersebut, anak yang makan secara normal mendapat nilai rata-rata ilmu pengetahuan alam 79, sedangkan yang tidak makan sama sekali mencapai 83. Nilai tersebut hampir sama untuk dua mata pelajaran lain, matematika dan membaca.

Advertisement

Setelah mendapat makanan tinggi gula, tikus-tikus tersebut jadi lupa jalan pulang. Karena itu, peneliti menilai obesitas dapat menurunkan kinerja otak lantaran terjadi pembengkakan.

 

 

Advertisement

 

 

 

Advertisement

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif