Jogja
Sabtu, 20 Desember 2014 - 02:20 WIB

Lahan Kritis di Sleman Butuh Kepedulian

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Foto ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Harianjogja.com, SLEMAN-Sebagai daerah resapan air, masalah lahan kritis di Kabupaten Sleman membutuhkan kepedulian dari semua pihak. Masyarakat harus terus digerakkan untuk berpartisipasi dalam upaya konservasi alam dan penghijauan.

Bupati Sleman, Sri Purnomo mengatakan, setidaknya terdapat 1.000 hektare lahan kritis dan sangat kritis di Sleman. Sementara lahan yang dinyatakan berpotensi kritis seluas 57.000 hektare.

Advertisement

“Kondisi ini bukan hanya berpengaruh pada luas daerah resapan air, tapi juga bisa membuat debet air di Sleman menurun,” katanya pada puncak acara Pekan Penghijauan dan Konservasi Alam Nasional (PPKAN) ke-54 tingkat Kabupaten Sleman di Embung Candirejo, Desa Tegaltirto, Berbah, Sleman, Jumat (19/12/2014).

Sri Purnomo menambahkan, lahan kritis di Sleman kebanyakan disebabkan kerusakan hutan akibat erupsi Gunung Merapi 2010 lalu. Maka, untuk mengembalikan fungsi hutan dan menekan laju degradasi dan deformasi, rehabilitasi hutan penting dilakukan.

“Konservasi lingkungan harus dilakukan secara berkesinambungan. Misalnya dengan menggalakkan gerakan menanam, menjaga, dan melindungi pohon dengan baik, terutama yang ada di lahan kritis,” ujar Sri Purnomo.

Advertisement

Terkait penanaman pohon di kawasan Embung Candirejo, 3.000 batang pohon yang ditanam terdiri dari jenis tanaman keras dan holtikultura. Di antaranya pohon sawo kecik, mangga, kelengkeng, mangga, dan manggis.

Ribuan pohon tersebut diharapkan bisa tumbuh dengan baik di kawasan embung seluas 6.000 meter persegi tersebut. “Kita harap bisa membantu menyimpan cadangan air sehingga Embung Candirejo tidak pernah kering,” ucap Sri Purnomo.

Sri Purnomo juga mengungkapkan, embung tersebut diharapkan selalu bisa diandalkan untuk mengaliri lima area persawahan di sekitarnya. “Makin banyak pohon, tentu makin banyak pula suplai oksigen dan air yang diproduksi,” paparnya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif