Soloraya
Sabtu, 20 Desember 2014 - 04:30 WIB

BANJIR KARANGANYAR : Warga Bantaran Bengawan Solo Bikin Dak di Bawah Atap...

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Air dari aliran Sungai Bengawan Solo akan meluap dan menggenangi permukiman warga di Dukuh Daleman RT 007/RW 006, Banaran, Ngringo, Karanganyar, Jawa Tengah apabila hujan turun selama beberapa jam. Kondisi itu rutin terjadi setiap tahun. Foto diambil Jumat (19/12/2014). (Sri Sumi Handayani/JIBI/Solopos)

Solopos.com, KARANGANYAR — Sejumlah warga di bantaran aliran Bengawan Solo di wilayah Dukuh Daleman RT 007/RW 006, Banaran, Ngringo, Karanganyar, Jawa Tengah membuat tempat penyimpanan serupa dak di bawah atap rumah mereka demi mengantisipasi banjir yang rutin menyambangi mereka.

Ngringo merupakan salah satu desa yang dinyatakan terancam banjir apabila aliran Sungai Bengawan Solo meluap. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karanganyar merilis enam desa di tiga kecamatan masuk zona rawan banjir. Mereka adalah Ngringo dan Sroyo di Jaten, Kemiri, dan Watu di Kebakkramat, Kragan dan Karangturi di Gondangrejo.

Advertisement

Warga Ngringo bersiap menghadapi banjir dengan membuat tempat menyimpan surat berharga, elektronik, dan barang berharga lainnya. Ide muncul setelah harta benda mereka mengapung saat diterjang banjir akibat luapan aliran Sungai Bengawan Solo pada 2012. Saat itu rumah mereka yang berjarak 1-2 meter dari bibir sungai nyaris terendam. Air menggenang setinggi 2 meter.

“1 Januari 2012 dulu ya langsung lari. Barang-barang ditinggal. Sekarang ya bikin dak untuk simpan barang-barang. Kalau [air sungai] mulai meluap sampai kampung, kami juga mulai menyimpan barang di dak. Terutama baju dan elektronik,” kata Ketua RT 007, Budi Hari Susanto, saat ditemui Solopos.com di tepi aliran Sungai Bengawan Solo, Jumat (19/12/2014).

Budi menuturkan hujan deras yang mengguyur sejumlah wilayah di Soloraya, Kamis (18/12/2014), menyebabkan air di aliran Sungai Bengawan Solo meluap. Dia mengungkapkan air menyentuh tepian beronjong dan mengancam 32 rumah di bantaran aliran Sungai Bengawan Solo. Bayan Desa Ngringo, Guntoro, menjelaskan warga makin rutin melaksanakan ronda malam. Terutama saat musim penghujan.

Advertisement

“Warga mengantisipasi dengan melakukan ronda. Apalagi kalau hujan. Supaya enggak kecolongan. Ini rutinitas jadi ya warga sudah siap,” ujar dia saat ditemui Solopos.com di Balai Desa Ngringo.

Siapkan Penampungan
Kepala Desa Ngringo, Sadimin, menambahkan pihak desa sudah menyiapkan lokasi penampungan sementara untuk pengungsi. Lokasi penampungan sementara di sejumlah rumah penduduk yang lokasinya lebih tinggi. Sedikit berbeda dilakukan warga di bantaran aliran Sungai Bengawan Solo di Dingin RT 002/RW 018 Kemiri.

Salah seorang warga, Welas, 65, menuturkan banjir merupakan siklus tahunan. Namun dia dan anak-anaknya tidak melakukan antisipasi apapun. “Rumahnya dibikin agak tinggi. Genangan paling tinggi hanya sampai mata kaki atau di bawah lutut. Paling unggas hanyut saat banjir,” ujar dia saat ditemui Solopos.com sedang mengawasi pembangunan rumahnya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif