Soloraya
Jumat, 19 Desember 2014 - 21:45 WIB

PROSTITUSI SRAGEN : Bisnis Esek-Esek di Balik Wisata Pemandian Air Panas Bayan

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Suasana di sekitar warung penyedia jasa pemandu karaoke yang berada di dekat pemandian air panas Bayanan, Sragen, Sambirejo, Sabtu (13/12/2014). (Irawan Sapto Adi/JIBI

Solopos.com, SRAGEN—Prostitusi Sragen belakangan jadi sorotan dunia. Nama Gunung Kemukus yang terletak di ujung barat Kabupaten Sragen belum lama ini menyita perhatian dunia lantaran praktik prostitusi yang menggurita di balik wisata religi. Namun, di Bumi Sukowati, tak hanya Kemukus.

Ada Dukuh Bayanan yang merupakan lokasi prostitusi ilegal berkedok fasilitas pendukung wisata pemandian air panas. Bayanan terletak di Desa Jembean, Kecamatan Sambirejo, 17 kilometer dari pusat kota Kabupaten Sragen.

Advertisement

Penelusuran Solopos.com, di lokasi tersebut, praktik prostitusi masih tumbuh subur, kendati Pemkab Sragen sudah lama menghapus lokalisasi di wilayah tersebut.

Puluhan wanita cantik siap menemani para pria hidung belang di penginapan, warung, dan tempat karaoke di sekitar pemandian air panas.

Dukuh Bayanan adalah dukuh yang teduh. Pepohonan tumbuh di sana sini, membuat pengunjung betah. Di tengah hawa sejuk itu, sangatlah cocok jika berendam di pemandian air panas.

Advertisement

Sebagai pelengkap pemandian air panas, pengunjung bisa menikmati minuman hangat, makanan, atau sekadar camilan di warung-warung di sekitar lokasi tersebut.

Namun, bukan makanan dan minuman biasa yang ditawarkan warung-warung tersebut. Saat Solopos.com, menyambangi lokasi itu Sabtu (13/12/2014), Solopos.com justru ditawari minuman beralkohol tanpa malu-malu.

Saat sampai di halaman salah satu warung yang terletak paling dekat dengan lokasi pemandian air panas, dua wanita cantik, salah satunya muda berumur 20-an tahun, SA, menawarkan bir. “Monggo bir mas? Mau berapa botol?” kata mereka.

Advertisement

Saat Solopos.com memilih pesan kopi panas, mereka tergelak. “Sudah jauh-jauh ke warung kok tidak pesan bir,” kata perempuan yang lebih tua, berinisial M. Di dalam warung, puluhan bir berbagai merek tersedia di atas meja, di ruang terbuka.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif