Sport
Jumat, 19 Desember 2014 - 15:10 WIB

PENGAWASAN PSSI : Ini Penjelasan La Nyalla Soal Mekanisme Pengawasan Untuk PSSI

Redaksi Solopos.com  /  Jumali  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Dok)

Harianjogja.com, JAKARTA-Pernyataan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi yang menganggap PSSI punya kesalahan, sehingga takut dengan kehadiran Tim 9 bentukan Kemenpora langsung ditanggapi Waketum PSSI La Nyalla Mahmud Mattalitti.

Dikatakan La Nyalla, PSSI sama sekali tidak takut dan tidak keberatan dengan gagasan “Negara Hadir” di sepakbola, dengan tujuan memajukan dan meningkatkan prestasi sepakbola. Tetapi, yang terpenting adalah caranya bagaimana. Karena sejatinya, dirinya justru ngeman (sayang, red) kepada Menpora, jangan sampai salah langkah.

Advertisement

“Menpora bilang supaya saya baca UU Sistem Keolahragaan Nasional. Bukan saja UU-nya yang sudah saya pelajari, termasuk PP-nya juga sudah saya baca. Justru di UU itu, di Pasal 22, mengenai Pembinaan dan Pengembangan Olahraga, bukan saja pembinaan, tetapi juga berkewajiban memberikan bantuan, kemudahan, dan perizinan,” ujar La Nyalla dalam rillis yang diunggah dalam laman resminya, Lanyallamm.com, Kamis (18/12/2014) malam.

Apa bantuan dan kemudahan dari pemerintah ke sepakbola? Kemarin saat PSSI mau menggelar final ISL, kami tidak bisa dapat ijin untuk digelar di Jakarta. Padahal Menpora janji akan bantu komunikasi dengan kepolisian. Hasilnya? “PSSI terpaksa menggelar final ISL di Palembang,” paparnya.

Advertisement

Apa bantuan dan kemudahan dari pemerintah ke sepakbola? Kemarin saat PSSI mau menggelar final ISL, kami tidak bisa dapat ijin untuk digelar di Jakarta. Padahal Menpora janji akan bantu komunikasi dengan kepolisian. Hasilnya? “PSSI terpaksa menggelar final ISL di Palembang,” paparnya.

Silakan “Negara Hadir”, tetapi hadirlah di tempat yang tepat, yang bermanfaat dan bermakna bagi sepakbola, seperti dilakukan negara-negara lain di dunia ini, yang menggelontorkan jutaan dollar dana dari pemerintah untuk sepakbola. Sudah banyak contoh negara yang melakukan fasilitasi untuk sepakbola, karena memang mereka mengangap sepakbola itu penting.

Soal Tim 9, La Nyalla mempertanyakan apa tugasnya dan untuk apa? Karena PSSI bisa kapan saja berdialog dengan Menpora. Dialog intens, bukan sekedar silaturahmi seperti yang telah dilakukan PSSI setelah Imam Nahrawi dilantik sebagai Menpora beberapa waktu silam.

Advertisement

Dan perlu Menpora ketahui, saat itu, tahun 2012, ranking FIFA Indonesia di 172. “Sekarang Alhamdulillah sudah mencapai 157 dari target kita sampai akhir 2015 nanti, insha Allah bisa ke ranking 130-an,” tambah La Nyalla.

La Nyalla juga kembali menyitir UU SKN. Dikatakan, jangan asal menggunakan Pasal 10 UU SKN sebagai pintu masuk Tim 9. Seperti diketahui bunyi Pasal 10 ayat 1 itu; Masyarakat mempunyai hak untuk berperan serta dalam perencanaan, pengembangan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan keolahragaan.

Sementara yang dimaksud masyarakat di Pasal penjelasan disebutkan; Yang dimaksud dengan masyarakat dalam ketentuan ini adalah induk-induk organisasi cabang olahraga, organisasi olahraga fungsional, sanggar-sanggar olahraga, perkumpulan dan/atau klub olahraga lain yang ada dalam masyarakat serta masyarakat lain yang berperan serta dalam pembinaan dan pengembangan olahraga.

Advertisement

“Jadi sudah benar Induk Cabor, dalam hal PSSI, dikontrol segala sesuatunya oleh anggotanya yang terdiri dari klub-klub dan pengurus PSSI provinsi. Bukan oleh sembarang masyarakat. Kalau siapapun boleh, bisa chaos negara ini. Jadi memahami UU juga harus secara komprehensif dengan melihat azas hukum dan kepatutan yang berlaku,” bebernya.

Jadi menurut saya, justru Menpora yang jangan sensi. Wajar-wajar saja. PSSI sudah bekerja. Badan yudisial PSSI juga terus bekerja menghukum mereka yang melakukan perilaku buruk di sepak bola, termasuk para pelaku sepak bola gajah.

“Kalau soal prestasi, pasang surut di olahraga, bukan hanya sepak bola. semua cabang olahraga juga mengalami. Ada menang ada kalah. Itulah olahraga. Kami baru bekerja dua tahun kurang. Tetapi kami juga menghasilkan Piala AFF U-19 setelah sekian lama tidak ke Indonesia. Kami juga mencatatkan Persipura sebagai semifinalis AFC Cup di era sepak bola modern ini,” pungkasnya.

Advertisement

Diakui La Nyalla, PSSI gagal di AFF senior dan juga gagal Piala Asia untuk lolos Piala Dunia U-20. Apa tidak boleh kalah? Juara Dunia Spanyol juga tersingkir di fase grup Piala Dunia di Brazil. Juga pemegang gelar juara sebelumnya, Korsel U-19 dipaksa pulang di fase grup. Apakah lantas seolah kiamat? PSSI pasti melakukan evaluasi untuk mengembalikan kejayaan. Tidak perlu diminta. Sudah ada mekanismenya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif