Jatim
Jumat, 19 Desember 2014 - 13:30 WIB

BENCANA MADIUN : Waduh, 21 Desa Rawan Alat Deteksi Cuma Satu

Redaksi Solopos.com  /  Aries Susanto  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi longsor (Dok/JIBI/Harian Jogja)

Bencana Madiun berupa tanah longsor perlu mendapatkan perhatian serius. Dari 21 desa yang terdeteksi rawan longsor, sampai saat ini hanya memiliki satu unit alat deteksi dini longsor atau early warning system (EWS).

Madiunpos.com, MADIUN—Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Madiun, Edy Harianto mengatakan, Kota Madiun merupakan kawasan rawan longsor.

Advertisement

Menurut catatannya, sedikitnya ada 21 desa yang tersebar di lima kecamatan yang berada di zona longsor. Sayang, dari 21 desa rawan longsor tersebut hanya ada satu desa yang dilengkapi satu alat untuk mendeteksi tanah longsor.

“Alat itu berada di Dusun Tegir, Desa Padas, Kecamatan Dagangan,” ujarnya sebagaimana diberitakan Kantor Berita Antara, Kamis (18/12/2014).

Alasan penempatan alat pendeteksi tanah longsor di Dusun Tegir ialah daerah tersebut sudah berulangkali terjadi bencana tanah longsor.

Advertisement

“Tahun lalu, kami mengikuti simulasi penanganan bencana tanah longsor di tempat ini juga. Kebetulan Dusun Tegir termasuk kawasan rawan longsor, dan sudah dua kali terjadi bencana longsor,” terang Tono, seorang relawan Tim Reaksi Cepat (TRC) setempat.

Edy melanjutkan, EWS di Dusun Tegir tersebuti terkoneksi dengan Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), sehingga bila sewaktu-waktu terjadi perkerakan tanah, maka alat tersebut akan mengirim sinyal ke Dinas ESDM Provinsi Jatim.

Maka bila terjadi bencana tanah longsor, alat tersebut berfungsi mendeteksi dini agar segera bisa dilakukan antisipasi dan diharapkan tak sampai jatuh korban.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif